kemlu.go.id – Kementerian Luar Negeri secara konsisten dorong para pelaku usaha untuk tembus pasar Amerika, termasuk pasar Argentina, Paraguay dan Uruguay. Mengundang narasumber-narasumber mumpuni, Kementerian Luar Negeri selenggarakan seminar daring “Potensi Bisnis Indonesia dengan Argentina, Paraguya dan Uruguay” membahas tantangan dan solusi menembus pasar potensia tersebut (04/09/2020).
Argentina merupakan pasar terbesar kedua di Amerika Selatan setelah brasil dengan populasi mencapai 45 juta jiwa, GDP 450 miliar Dollar dan pendapatan perkapita mencapai 10.006 dollar. Tantangan yang dihadapi para pelaku usaha adalah sistem perekonomian yang cenderung tertutup, dengan capital control yang cukup ketat. Hal ini menjadikan transaksi dengan mata uang asing menjadi sangat sulit dan berbiaya tinggi.Hal lain seperti jauhnya jarak, belum begitu dikenalnya Indonesia, serta tingginya tarif impor (0-20%, ppn 21% cif, plus pajak lokal 10%) juga cukup menjadi penghalang bagi hubungan perdagangan kedua negara.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Argentina, Ninik Kun Naryati, pembentukan perjanjian dengan MERCOSUR merupakan hal yang sangat esensial untuk menurunkan cost serta membuat produk Indonesia menjadi lebih kompetitif. Saat ini Indonesia dan MERCOSUR sedang melakukan feasibility study dan pembentukan scoping paper untuk melihat produk-produk mana saja yang dapat dimasukan dalam regime perdagangan tersebut.
Hal menarik lain, yang muncul sebagai solusi dalam menembus pasar Argentina adalah dengan memberlakukan sistem barter. Sistem barter walau bukan sistem yang terlalu lumrah, merupakan metode yang kerap dilakukan oleh beberapa negara. Melalui barter, Indonesia dapat menukar komoditas impor terbesar dari Indonesia, minyak kedelai, dengan komoditas ekspor Indonesia di industri strategis. Ketum GPEI menambahkan, perlu dilakukan kerjasama G to G guna menjadi fondasi sistem barter tersebut.
Paraguay dan Uruguay merupakan bagian MERCOSUR yang potensial untuk market testing produk Indonesia sebelum diluaskan ke pasar Amerika Latin. Berbeda dengan Argentina, kedua negara cukup terbuka dalam melakukan bisnis dengan pihak asing.
Indonesia juga perlu memperbaiki persepsi yang menganggap outbound investment sebagai capital flight. Hal ini sejalan dengan pesan dari Presiden Jokowi yang ingin Indonesia untuk mulai melihat keluar dan melakukan investasi di berbagai wilayah maupun sektor yang akan menguntungkan bagi Indonesia.
Seminar daring kali ini mengundang Duta Besar RI untuk Argentina, Niniek Kun Naryati; Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia, Benny Soetrisno; Konsul Kehormatan RI di Paraguay, Ricardo Sanchez serta Konsul Kehormatan RI di Uruguay, Nicolas Potrie Bo sebagai para pembicara dan diikuti oleh 347 orang.