Ketua DPR RI, Dr. (H.C) Puan Maharani mendesak pemerintah untuk memastikan bahwa bantuan untuk mereka yang terkena dampak pandemi benar-benar menjangkau mereka yang berhak. Ia mengingatkan, penanganan masalah kesehatan terkait Covid-19 memang menjadi faktor penentu bagi semua kalangan untuk bisa beraksi kembali, termasuk bidang ekonomi.
“Jika proyek-proyek di bidang ini dilakukan secara asal-asalan, terutama yang berkaitan dengan perut rakyat, maka berbagai kebijakan atau bahkan pembatasan pergerakan orang menjadi sia-sia,” kata Puan dalam keterangan tertulis kepada DPR, Kamis (22/7/2021).
Hal itu ditegaskan Puan menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu (21/7/2021) bahwa pemerintah setempat banyak memblokir bantuan sosial ke desa. Bantuan material yang seharusnya dapat dinikmati 8 juta KK di desa dalam kurun waktu 12 bulan hanya disalurkan kepada 5,2 juta KK. “Kalau implementasi di lapangan seperti ini, bagaimana membangun kepercayaan masyarakat?” ujarnya.
Menkeu menyebutkan dari total pagu 11,51 triliun rupiah, hanya 983 miliar rupiah yang digunakan untuk memberikan bantuan kepada penduduk desa. Menkeu menyebutkan, baru 21 pemerintah daerah di seluruh provinsi, kota, dan daerah yang mencatat penyaluran bantuan ke desa, dan pada Juli 2021 sudah lebih dari 50% penyalurannya.
Ia menambahkan, untuk penanganan Covid-19 yang terbaik di lini kesehatan, pembatasan pergerakan menjadi langkah penting sembari menunggu vaksin mencapai setidaknya 70% dari populasi. Namun, lanjutnya, pada saat yang sama, kebanyakan orang yang tidak memiliki fleksibilitas finansial dalam kehidupan sehari-hari juga harus menjamin kehidupan mereka.
Untuk itu, kata Puan, semua bantuan yang dirancang sebagai bagian dari kebijakan penanganan Covid-19 harus menjadi prioritas bagi seluruh jajaran pemerintahan untuk memberikan bantuan tepat sasaran dan dengan momentum yang tepat. Dia menekankan: “Kita semua memanfaatkan waktu untuk segera mengatasi epidemi ini sehingga kita semua dapat melanjutkan pekerjaan dan meningkatkan efisiensi kerja.”