HumasRI – Rangkaian ketiga pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Presidensi G20 Indonesia, dihadiri oleh delegasi asing secara fisik dengan jumlah terbesar selama periode Presidensi G20 Indonesia. Sebanyak 407 perwakilan asing berpartisipasi, dan 120 perwakilan asing berpartisipasi dalam pertemuan virtual tersebut.
Selain itu, hadir pula 19 menteri keuangan dan 11 gubernur bank sentral. Kehadiran mereka menunjukkan keseriusan dan komitmen global untuk mendukung Presidensi G20 Indonesia dan mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan, terutama ketika tantangan global meningkat.
“G20 perlu melangkah lebih jauh dan mengambil tindakan nyata dalam semangat kerjasama, kolaborasi dan konsensus untuk mengatasi tantangan global,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada upacara pembukaan pertemuan ketiga FMCBG di Nusa Dua, Bali, Jumat, pada 15 Juli 2022.
Pada pertemuan ini, para delegasi akan membahas tujuh agenda prioritas dan warisan dalam hal keuangan. Salah satunya adalah ekonomi global dan risikonya. Presidensi G20 Indonesia terus membahas kondisi ekonomi global terkini dan respons kebijakan yang tepat untuk mencapai pemulihan ekonomi global.
Kedua, bekerja pada kesehatan global untuk merevitalisasi arsitektur kesehatan global sehingga dapat mendukung kesiapsiagaan, pencegahan, dan respons pandemi di masa depan. Pertemuan juga akan membahas langkah-langkah selanjutnya pembentukan dana kesehatan multilateral (FIF) untuk menangani pandemi.
Ketiga, arsitektur keuangan internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan utang negara-negara miskin dan mendorong ketahanan keuangan global jangka panjang yang lebih kuat, termasuk mengurangi risiko dengan tetap menjaga aliran modal asing yang berkelanjutan.
Lalu isu sektor keuangan yang mendiskusikan strategi normalisasi kebijakan serta mitigasi dampak jangka panjang dari pandemi (scarring effect) di sektor keuangan serta upaya untuk memperkuat sektor keuangan global melalui pengelolaan risiko dan optimalisasi teknologi dan digitalisasi, serta pengaturan sistem pembayaran lintas batas.
Kelima, keuangan berkelanjutan, dengan fokus memajukan tiga agenda utama, yaitu mengembangkan kerangka kerja transisi keuangan (transisi keuangan) dan meningkatkan kredibilitas komitmen lembaga keuangan untuk transisi ekonomi hijau dengan meningkatkan aksesibilitas dan keterjangkauan alat hijau untuk meningkatkan keuangan berkelanjutan.
Keenam, akan dibahas pembangunan infrastruktur, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, inklusif, mudah diakses dan terjangkau. Untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam pembangunan infrastruktur, G20 mengembangkan kerangka kerja untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam mendukung infrastruktur berkelanjutan.
Terakhir, isu prioritas yang akan dibahas adalah perpajakan internasional. Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral juga terus mendorong agenda terkait perpajakan internasional, memastikan implementasi kesepakatan global pada tahun 2021 berupa dua pilar G20/OECD.
Sri Mulyani menegaskan, Presidensi G20 Indonesia terus mendorong semangat multilateralisme dalam pertemuan FMCBG, serta terus memfasilitasi dan mendukung penuh agenda utama G20. Tujuannya adalah untuk mencapai tujuan pemulihan dan pemulihan yang lebih kuat bersama.
“Presidensi G20 Indonesia juga akan terus mendorong hasil konkrit yang berdampak langsung pada proses pemulihan ekonomi global sehingga recover together, recover stronger,” pungkasnya.
Baca Juga : Perjanjian Indonesia Brasil Dukung Agenda Kesehatan Global dan Keuangan G20