HumasRI – Wabah cacar monyet saat ini menyebar di beberapa negara. Hingga akhir Juli, sedikitnya 76 negara melaporkan temuan kasus cacar monyet tersebut. Kasus tertinggi di Amerika Serikat, yaitu 22.141 kasus. Sejumlah negara tetangga Indonesia sudah melaporkan adanya kasus, seperti Singapura (11 kasus), Thailand (2 kasus), dan Filipina (1 kasus). Sementara itu, kasus kematian juga sudah dilaporkan, antara lain di Spanyol, Brasil, dan India.
Meski begitu, sejauh ini belum ada kasus positif monkeypox di Indonesia.
Dalam laporan terbaru, seorang warga Jawa Tengah mengalami gejala cacar monyet, ungkap juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.
Pasien masih berstatus suspek dan dirawat di salah satu rumah sakit di Jawa Tengah.
Seiring dengan terus meluasnya penularan cacar monyet di luar negeri, supaya pengawasan di pintu-pintu masuk Indonesia diperketat. Penggunaan sejumlah peralatan penunjang untuk menapis kondisi kesehatan pelaku perjalanan, terutama dari luar negeri, diharapkan dapat maksimal.
Kasus tersebut menambah jumlah kasus suspek cacar monyet di Indonesia. Sebelumnya pada Rabu (27/7/2022) Kementerian Kesehatan melaporkan sembilan kasus suspek monkeypox.
Namun, 9 kasus tersebut bukan dari infeksi virus monkeypox dan dinyatakan negatif.
Baca Juga : Indonesia Siaga 1 Wabah Cacar Monyet atau Monkeypox
Pasien suspek cacar monyet dalam pemeriksaan
Pada tahap pemeriksaan, pasien suspek monkeypox di Jawa Tengah akan menjalani pemeriksaan laboratorium PCR.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah penyakit pasien tersebut disebabkan oleh virus monkeypox atau bukan.
“Mungkin hanya cacar biasa atau penyakit lain, bukan cacar monyet,” kata Syahril.
Selain menjalani serangkaian tes, pasien juga dirawat di ruang isolasi di rumah sakit.
Untuk masyarakat diharapkan segera melakukan pemeriksaan medis jika mengalami gejala seperti monkeypox. Selain itu, diharapkan untuk tidak kontak langsung dengan orang dengan gejala mirip monkeypox.
Gejala Cacar Monyet
Menurut NHS, beberapa gejala infeksi monkeypox termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan kelelahan.
Monkeypox memiliki masa inkubasi, interval waktu antara infeksi dan timbulnya gejala, yang biasanya berlangsung 6-13 hari atau 5-21 hari.
Infeksi cacar monyet dibagi menjadi dua fase, sebagai berikut:
1. Masa invasi
Periode ini berlangsung 0-5 hari. Selama invasi, pasien mengalami demam, sakit kepala parah, pembengkakan kelenjar getah bening (pembengkakan kelenjar getah bening), sakit punggung, mialgia (nyeri otot), dan merasa lemah.
Limfadenopati merupakan ciri khas cacar monyet dibandingkan dengan penyakit lain yang awalnya terlihat mirip, seperti cacar air, campak, dan cacar.
2. Erupsi kulit
Periode ini dimulai dalam 1-3 hari setelah demam. Muncul ruam yang cenderung lebih terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.
Ruam juga bisa mengenai selaput lendir mulut, alat kelamin, konjungtiva, dan kornea. Ruam akan berkembang secara bertahap dengan rincian:
1. Makula, lesi dengan dasar datar
2. papula, lesi keras yang sedikit terangkat
3. Vesikel, lesi berisi cairan bening
4. Pustula, lesi berisi cairan kekunginan
5. Krusta yang mengering dan rontok
Jumlah lesi pada setiap orang bervariasi yang bisa mencapai ribuan. Dalam kasus parah, lesi bisa menyatu sampai sebagian besar kulit terkelupas.
Biasanya cacar monyet merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala berlangsung selama 2-4 minggu.
Baca Juga : 8 Fakta Wabah Cacar Monyet
Serem ya, hati-hati guys!