YOU MAY ALSO LIKE
HumasRI.com – Gempa berkekuatan 7,1 mengguncang lepas pantai barat daya Pulau Kyushu, Jepang, pada pukul 16.42 waktu setempat.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa ini berpusat pada kedalaman 25 km dari permukaan laut.
Laporan dari NHK, televisi nasional Jepang, menyebutkan bahwa gempa ini memicu peringatan tsunami untuk beberapa wilayah, termasuk Kyushu dan Shikoku. Gelombang tsunami dengan ketinggian hingga satu meter diperkirakan akan atau telah menerjang daerah pesisir di kedua wilayah tersebut setelah gempa terjadi.
Berikut adalah 5 fakta mengenai gempa kuat di Jepang dan peringatan tsunami yang dihasilkan:
1. Pemerintah Bentuk Satgas Khusus Gempa
Pemerintah Jepang telah membentuk satuan tugas khusus untuk menangani dampak gempa bumi tersebut. Jepang adalah salah satu negara dengan aktivitas seismik tertinggi di dunia karena terletak di atas empat lempeng tektonik utama di sepanjang tepi barat ‘Cincin Api Pasifik’. Negara kepulauan ini, yang dihuni sekitar 125 juta orang, mengalami sekitar 1.500 guncangan setiap tahunnya dan menyumbang sekitar 18% dari gempa bumi di dunia.
2. Warga Diimbau Menjauhi Pantai
Badan Meteorologi Jepang (JMA) melaporkan bahwa gempa ini memicu peringatan tsunami untuk area pesisir Jepang. Warga diimbau untuk menjauhi pantai. “Tsunami akan terjadi secara berulang. Mohon jangan masuk ke laut atau mendekati pantai sampai peringatan dicabut,” demikian pernyataan JMA melalui media sosial.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa akibat gempa tersebut. Juru bicara pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan bahwa dampak terhadap manusia dan harta benda masih dalam tahap pendataan oleh otoritas setempat. “Mengingat situasi ini, Perdana Menteri (Fumio Kishida) telah menginstruksikan pejabat untuk memberikan informasi yang tepat waktu dan akurat mengenai tsunami dan evakuasi,” ujarnya.
3. Gempa Jepang Tidak Memicu Tsunami di Indonesia
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gempa ini tidak memicu potensi tsunami di Indonesia, meskipun merupakan gempa bumi dangkal. “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa ini adalah gempa dangkal yang diduga dipicu oleh aktivitas subduksi di Nankai Trough dengan mekanisme sesar naik,” kata Kepala Pusat Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono.
Dia menjelaskan bahwa dampak gempa ini terasa paling kuat di Prefektur Miyazaki dengan skala intensitas mencapai VI-VII MMI dan berpotensi menimbulkan kerusakan. Meskipun gempa ini dapat memicu tsunami, BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak akan menimbulkan potensi tsunami di Indonesia. “Hasil pemodelan tsunami TOAST oleh BMKG menunjukkan bahwa gempa ini dapat memicu tsunami dengan potensi ancaman waspada dengan ketinggian kurang dari setengah meter (<0,5 meter) di sekitar pusat gempa dan tidak berpotensi tsunami di wilayah Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga : Desak dan Rajiah Gagal di Olimpiade Paris 2024, Fokus ke Los Angeles 2028
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari HumasRI.com. Untuk kerjasama lainnya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.