HumasRI.com – Para pelajar di Provinsi Jawa Barat akan memulai tahun ajaran baru 2025/2026 dengan kebijakan baru. Mulai Senin, 14 Juli 2025, jam masuk sekolah resmi dimajukan menjadi pukul 06.30 WIB. Kebijakan ini berlaku untuk seluruh jenjang pendidikan, menyusul terbitnya Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 58/PK.03/DISDIK tentang Jam Efektif pada Satuan Pendidikan.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto, menyampaikan bahwa penyesuaian jam masuk sekolah tersebut merupakan bagian dari pengaturan baru untuk membentuk ekosistem pendidikan yang lebih disiplin dan produktif. Meski demikian, penerapannya bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan karakteristik wilayah masing-masing.
“Ini berlaku mulai tahun pelajaran 2025/2026. Pak Gubernur sudah mengirim surat edaran ke bupati dan wali kota, kami juga sudah menyampaikan ke SD, SMP, dan SMA,” ujar Purwanto, Selasa (8/7/2025).
Bisa Ajukan Dispensasi
Purwanto menegaskan bahwa satuan pendidikan yang menghadapi kendala tertentu diperbolehkan mengajukan dispensasi kepada kantor cabang dinas setempat. Permohonan akan diverifikasi berdasarkan alasan geografis atau kultural, seperti kegiatan keagamaan di pagi hari.
“Kalau ada kendala, misalnya anak-anak ngaji sampai jam 6 karena kultur pesantren, maka bisa diajukan dispensasi. Nanti akan kami survei untuk memastikan,” jelasnya.
Libatkan TNI-Polri dalam MPLS
Sebagai bagian dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Dinas Pendidikan Jawa Barat juga menggandeng TNI dan Polri untuk memberikan pembekalan kepada siswa baru. Kehadiran aparat bertujuan menanamkan nilai-nilai bela negara, wawasan kebangsaan, serta kedisiplinan.
“Kita akan bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk membangun ekosistem positif di sekolah. Mereka akan hadir selama MPLS dan memberikan arahan terkait semangat kebangsaan serta kedisiplinan,” kata Purwanto.
Kelas Inspirasi dari Tokoh Lokal
Selain aparat negara, MPLS juga akan diisi dengan sesi inspiratif dari tokoh-tokoh lokal yang dianggap dapat memberi motivasi dan wawasan luas bagi para siswa.
“Program ini kolaboratif. Tidak hanya melibatkan TNI dan Polri, tapi juga tokoh-tokoh lokal dalam kelas-kelas inspirasi. Kita ingin anak-anak sejak awal mendapat pandangan yang lebih luas tentang kehidupan,” tutup Purwanto.