Kemsos.go.id – Menteri Sosial, Juliari P. Batubara memberikan edukasi kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dalam Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Kebon Pala, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
Di masa pandemi COVID-19, dikatakan Mensos, kegiatan P2K2 harus tetap diikuti oleh seluruh KPM dengan menerapkan prosedur kesehatan yang ditetapkan pemerintah secara ketat.
“Sekarang agak beda, harus pakai masker, cuci tangan pakai sabun, duduknya juga ngga boleh nempel-nempel,” ujar Mensos saat meninjau pelaksanaan P2K2 di Jakarta, Selasa (28/7).
Kepada pendamping PKH, ia juga menginstruksikan agar seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) mulai kembali menjalankan tugas masing-masing sembari menerapkan pola adaptasi kebiasaan baru.
“Meski sekarang kondisi sedang agak sulit karena COVID-19, walau bagaimanapun, program harus tetap jalan, tapi harus dibarengi juga dengan sikap optimis dan keyakinan kuat,” tambahnya.
P2K2, atau yang juga dikenal KPM dengan istilah ‘Sekolah PKH’, adalah kegiatan wajib untuk diikuti seluruh penerima bansos PKH. Dalam P2K2, mereka mendapatkan berbagai materi edukatif, mulai dari pengetahuan tentang kesehatan dan gizi, pengelolaan keuangan keluarga, sampai pengasuhan anak dan pendidikan.
Seluruh materi tersebut dituangkan dalam buku pedoman pelaksanaan P2K2. Jadi, ketika bansos disalurkan, KPM diharapkan dapat mengelola bansos yang diterimanya dengan baik lantaran mereka sudah dibekali kemampuan untuk berdaya dan siap untuk mandiri atau graduasi.
Pertemuan, yang kini diatur untuk dilakukan secara terbatas itu, hanya menghadirkan 18 perwakilan KPM PKH. Setiap bangku KPM pun diberi jarak satu sama lain dan seluruhnya menggunakan masker.
Kegiatan siang itu turut dihadiri Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Pepen Nazaruddin, Direktur Jaminan Sosial Keluarga, Rachmat Koesnadi, Camat Makasar, Kamal Alatas dan Lurah Kebon Pala, Faisal Rizal.
Di kesempatan yang sama, Pepen Nazaruddin menyatakan target graduasi sebesar 10% atau satu juta KPM dari sepuluh juta KPM. “Tahun ini, kita targetkan 10% dari KPM PKH graduasi. Di DKI Jakarta saja, 160 ribu KPM sudah graduasi,” tutur Pepen.
Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari peran para SDM PKH, mulai dari pendamping, Koordinator Kota (Korkot), sampai Koordinator Kecamatan dan Kabupaten.
Sementara itu, ditemui usai melakukan P2K2, Pendamping PKH Kelurahan Kebon Pala, Wardiyaningsih, mengaku senang dan termotivasi lantaran P2K2 yang diberikannya kepada KPM dihadiri langsung Menteri Sosial.
“Saya merasa senang dan termotivasi dengan kehadiran Pak Menteri, artinya beliau respect dengan kegiatan kami, pendamping PKH, walaupun dalam kondisi pandemi seperti ini,” ungkap wanita yang biasa dipanggil Ning oleh KPMnya ini.
Meski sempat gugup menyampaikan materi di hadapan Mensos, perlahan ia mengaku bisa mengatasinya. “Pastinya manusiawi sekali kalau ndredeg (grogi), cuman saya buat mengalir karena pastinya saya sudah harus menguasai materi P2K2 yang saya akan sampaikan kepada KPM,” tutur Ning.
Hadirnya Mensos dalam P2K2 untuk KPM PKH dampingannya, lanjutnya, merupakan kebanggaan tersendiri bagi Ning. Pasalnya, kesempatan itu bisa sekaligus ia gunakan untuk memberikan motivasi dan membuktikan kepada KPM bahwa benar P2K2 merupakan kegiatan wajib untuk diikuti dalam PKH sehingga Menteri Sosial sampai berkenan hadir langsung di tengah-tengah mereka siang itu.