Blitar – Wali Kota Blitar Santoso telah meminta maaf atas viralnya video nyanyi tanpa masker. Meski begitu, dirinya tetap menghormati proses hukum dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
Dia mengaku hingga kini belum dipanggil pihak kepolisian. Padahal sebelumnya, Polresta Blitar mengusut kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan dalam video viral. Ada 10 orang sudah dimintai keterangan. Dan dua alat bukti dikumpulkan selama proses penyidikan kasus ini.
“Protap yang dilakukan kepolisian silahkan berjalan. Karena mereka yang paham mereka yang tahu. Jadi saya sudah menyampaikan permintaan maaf, tapi kalau ada dugaan pelanggaran prokes silahkan diteruskan. Belum (dipanggil) sampai saat ini,” jelas Santoso kepada wartawan, Sabtu (13/3/2021).
Menurut Santoso, setiap instansi punya protap atau SOP dalam penanganan kasus. Dia tidak ingin mengintervensi hal itu agar masing-masing instansi bekerja sesuai kewenangannya masing-masing.
“Saya menghormati. Tidak ingin campur tangan. Masing-masing kan punya protap sendiri-sendiri yang tidak bisa saya intervensi,” tandasnya.
Bersamaan dengan 31 peserta tasyakuran yang telah diambil rapid antigennya, Wali Kota Blitar mengaku berinisiatif melakukan tes swab mandiri bersama semua anggota keluarganya. Dan hasilnya negatif. Pun rapid antigen ke 31 peserta tasyakuran hasilnya juga negatif semua.
“Bersamaan yang di tes di Labkesda itu saya juga swab sama keluarga saya. Dan Alhamdulillah hasilnya negatif. Karena untuk membuktikan saya positif atau tidak. Saya kan figur yang banyak berhubungan dengan masyarakat. Kalau saya terpapar, kasihan nanti masyarakat,” imbuhnya.
Menanggapi hal ini, detikcom berusaha menghubungi Kapolresta Blitar, AKBP Yudhi Heri Setiawan. Sebelumnya, Heri meminta waktu untuk proses penyidikan dugaan pelanggaran protokoler kesehatan dalam video viral itu. Namun soal permintaan maaf wali kota secara terbuka, Heri mengaku belum tahu.
“Oh ya. Apa sudah ada yang memberitakan,” begitu jawabnya di aplikasi percakapan.
Simak video ‘Penjelasan Walkot Blitar soal Pesta Pelantikan-Nyanyi Tanpa Prokes’:
(fat/fat)