Tribratanews.polri.go.id – Aceh. Kepolisian Daerah (Polda) Aceh akhirnya buka suara terkait adanya seorang pasien di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh yang diduga seorang personel Polri dari Brimob Resimen I Kedung Halang Bogor Bharaka Zainal Abidin alias Asep yang di-BKO ke Tanah Rencong dan dinyatakan hilang pada saat gempa bumi dan tsunami pada 2004 lalu.
Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy menjelaskan, informasi adanya pasien RSJ yang diduga personel Polri tersebut berawal dari informasi yang beredar lewat medsos melalui pesan di group WA personel Polri. Dari informasi ini selanjutnya personel Polda Aceh melakukan cross check ke RSJ, Banda Aceh.
“Informasi yang didapat dari pihak RSJ, pasien yang diduga Bharaka Zainal Abidin alias Asep mulai dirawat di Rumah Sakit itu sejak tahun 2009 lalu dan sempat mengantar kembali ke Desa Fajar Kecamatan Sampoinet, Aceh Jaya tapi warga setempat tidak mau menerimanya, sehingga akhirnya dibawa kembali ke RSJ,” kata Winardy saat dikonfirmasi, Kamis (18/3/2021).
Kata Winardy, untuk memastikan pasien yang sedang dirawat di RSJ ini yang diduga Bharaka Zainal Abidin alias Asep yang hilang atau meninggal pada saat tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu, akan dipastikan oleh pihak keluarganya dari Jawa Barat.
“Dan dilakukan koordinasi di kesatuan dinasnya. Selanjutnya kepada pasien ini juga akan dilakukan tes DNA, sidik jari, dan pengenalan tanda lahir lainnya,” kata Winardy.
Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, Syarifah Yessi Hedianti mengatakan, sosok Asep yang diduga sebagai anggota Brimob yang hilang saat tsunami 2004 silam, selama ini dipanggil dengan sebutan “Pak Zainal”.
Menurut Syarifah, pihak rumah sakit maupun rekan-rekannya tak tahu menahu kalau sosok tersebut bernama Asep, apalagi mantan anggota Polri.
“Selama ini dia dipanggil Pak Zainal,” kata Syarifah saat dikonfirmasi, Rabu (17/3/2021).
Syarifah menjelaskan, sosok yang diduga Asep dirujuk ke RSJ Aceh pada 2009 silam oleh salah satu kepala desa (keuchik) di Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya.
“Sudah lama di RSJ, dari 2009. Nama aslinya kita belum tahu ini. Karena selama ini tidak ada keluarga yang mengakui dan kemudian yang membawa juga Pak Keuchik tahun 2009 juga sudah meninggal, dibawa dari Sampoinit, Aceh Jaya,” jelasnya.