Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar meluncurkan buku karangannya yang berjudul ‘Negara dan Politik Kesejahteraan’ di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (18/3/2021). Foto: Oji/nvl
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar meluncurkan buku karangannya yang berjudul ‘Negara dan Politik Kesejahteraan’. Saat menjadi pembicara kunci pada peluncuran buku tersebut, politisi yang akrab disapa Gus AMI ini, ingin memastikan kehadiran negara dalam mewujudkan kesejahteraan bagi segenap warga negara Indonesia.
Dalam bukunya yang berjudul ‘Negara dan Politik Kesejahteraan, Reorientasi Arah Baru Pembangunan’, Gus AMI menjelaskan bahwa posisi dan esensi politik kesejahteraan berdiri di atas landasan etis seluruh produk kebijakan negara.
“Langkah fundamental dan strategis harus dilakukan agar bangsa tidak mengalami krisis yang lebih dalam, yakni melakukan reoreintasi arah politik kesejahteraan,” papar Gus AMI di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (18/3/2021).
Politik kesejahteraan menurut Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) ini, merupakan instrumen kekuasaan yang menentukan pengelolaan dan redistribusi sumber daya. Bagi Gus AMI, politik kesejahteraan juga harus menjadi landas pijak yang kokoh dalam menopang serta membingkai seluruh kebijakan negara.
Poin lain yang tak kalah penting bagi Gus AMI adalah politik kesejahteraan harus menjadi parameter tunggal untuk mengukur apakah kebijakan yang dilahirkan negara telah meletakkan pembenaran etis dalam seluruh proses dan implementasinya. “Terakhir, praktik politik kesejahteraan juga merupakan kritik keras atas model pembangunan ekonomi eksklusif,” ungkap Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Peluncuran buku ini dihadiri oleh Wakil Ketua DPR RI M. Azis Syamsuddin, Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid, Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah. Juga dihadiri Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar, dan sejumlah Anggota DPR RI lainnya.
Dalam peluncuran buku ini juga mendapuk para pembicara dari Cendekiawan Pemikir Kenegaraan Yudi Latif, Founder dan CEO Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah, Rektor IPB Prof. Dr Arif Satria, dan dimoderatori Presenter Kompas TV Niluh Puspa. (eko/es)