GRESIK – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menggelar kegiatan Tanam Perdana Tebu di Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, pada Kamis (20/11/2025). Kegiatan ini merupakan implementasi kunci dari Program Hilirisasi Perkebunan 2025 dan upaya percepatan pencapaian Swasembada Gula Nasional, sekaligus penguatan ketahanan energi melalui bioetanol.
Acara ini mendapat dukungan penuh dari Pemkab Gresik, TNI, Kejaksaan Negeri, pelaku usaha gula, dan para petani setempat, menunjukkan komitmen multisektor dalam menjadikan tebu sebagai komoditas strategis nasional.
Plt. Direktur Jenderal Perkebunan, Abdul Roni Angkat, menyampaikan bahwa kegiatan di Gresik ini adalah bagian dari program bongkar ratoon dan perluasan areal tebu tahun 2025. Ia memuji inisiatif Gresik karena wilayah ini, yang sebelumnya tidak termasuk lokus program nasional, menunjukkan antusiasme luar biasa.
“Ini menarik, karena sebenarnya wilayah ini tidak termasuk lokus kita. Tetapi ada semangat luar biasa dari daerah, sehingga tahun ini ada tambahan 43 hektare dan tahun depan direncanakan mencapai 500 hektare,” jelas Plt. Dirjen.
Amanah Presiden: Swasembada Gula Kristal Putih
Abdul Roni Angkat menegaskan bahwa perluasan areal tebu di Gresik sejalan dengan amanah Presiden. Program nasional menargetkan penambahan 100.453 hektare tebu tahun ini. Dengan penambahan ini, Indonesia diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gula kristal putih nasional dan secara bertahap mengurangi ketergantungan pada impor gula rafinasi.
Komitmen pemerintah pusat akan diperkuat melalui penyediaan benih unggul, pengolahan lahan, hingga penanaman. Roni juga menjamin penyerapan hasil panen: “Untuk tebu ini tidak ada masalah. Benih kita siapkan, pengolahan dan penanaman kita bantu, dan pada saat panen PG langsung menyerap hasil petani.”
Ia juga menegaskan upaya serius pemerintah dalam perbaikan tata niaga gula.
“Kita juga sedang memperbaiki tata niaga gula nasional, termasuk menghentikan impor gula rafinasi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang selama ini menimbulkan hiruk-pikuk,” tegasnya.
Gresik Targetkan Tambahan 500 Hektare Tahun Depan
Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, Achmad Washil Miftahul Rachman, menyambut baik dukungan Kementan. Ia menjelaskan bahwa perluasan areal tebu Gresik berawal dari sosialisasi Kementan dan koordinasi cepat Pemda, desa, dan penyuluh.
Achmad menyampaikan bahwa Gresik menargetkan peningkatan signifikan dengan perluasan hingga 500 hektare tahun depan, sehingga total luas areal tebu dapat mencapai 1.341 hektare.
“Mudah-mudahan tahun depan akan berkembang menjadi 500 hektare tambahan. Ini sejalan dengan instruksi Presiden terkait ketahanan pangan di Kabupaten Gresik,” ujarnya.
Plt. Dirjen Perkebunan juga memberikan apresiasi kepada Pemkab Gresik, sekaligus memperingatkan daerah lain. Ia menyampaikan amanah Menteri Pertanian bahwa kepala daerah yang tidak aktif mengejar target dapat dievaluasi, sementara daerah yang aktif seperti Gresik akan dipertimbangkan untuk ditingkatkan dukungannya, termasuk untuk komoditas kopi dan kelapa.
Tebu Sebagai Pilar Ketahanan Pangan dan Energi
Secara terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan kembali peran tebu sebagai pilar ganda dalam agenda strategis nasional, yaitu swasembada gula dan hilirisasi energi berbasis bioetanol.
“Tebu adalah masa depan. Dengan memperkuat produksi dan hilirisasinya, kita membangun fondasi untuk mengurangi impor gula, menyediakan energi hijau nasional, dan memperkuat kemandirian ekonomi bangsa,” tegas Menteri Amran.
Menteri menjanjikan dukungan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas benih, modernisasi alat pertanian, serta penguatan kemitraan antara petani, pemerintah daerah, dan pabrik gula.
