JAKARTA – Keluarga besar Jenderal TNI (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo merasakan kehormatan tertinggi. Tepat pada Hari Pahlawan 10 November 2025, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada mendiang Sarwo Edhie.
Gelar ini diterima oleh sang cucu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), di Istana Negara. AHY, yang merupakan putra dari mendiang Ani Yudhoyono (putri Sarwo Edhie), menyampaikan rasa syukurnya.
Jasa Kunci: Penumpasan G30S/PKI
AHY secara khusus menyoroti salah satu jasa terbesar kakeknya. Jasa itu adalah peran penting Sarwo Edhie dalam menumpas Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) tahun 1965.
“Beliau memiliki jasa yang penting dalam pemberantasan G30S PKI,” ujar AHY.
Pada masa genting itu, Sarwo Edhie menjabat Kepala Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang kini dikenal sebagai Kopassus. Ia memimpin langsung operasi. Operasi itu berhasil melumpuhkan gerakan komunis. Operasi ini dilakukan di Jakarta dan Jawa Tengah.
AHY menilai gelar ini adalah penghargaan luar biasa. Penghargaan ini diberikan atas jasa dan pengabdian Sarwo Edhie sebagai prajurit berprinsip.
Ajaran Jenderal yang Diwariskan
Selain jasa militer, AHY mengenang ajaran luhur kakeknya. Sarwo Edhie selalu menanamkan nilai-nilai penting kepada anak cucunya.
“Beliau selalu mengajarkan kepada kami… untuk terus menegakkan kebenaran di atas jalan Tuhan,” ungkap AHY.
Menurut AHY, kalimat itu mengandung makna mendalam. Yaitu, keberanian untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan bagi negeri dan masyarakat.
Penghargaan ini tidak hanya untuk keluarga. AHY berharap semangat dan nilai perjuangan Sarwo Edhie akan terus menginspirasi generasi muda TNI. Mereka diharapkan terus setia menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
