JAKARTA – Indonesia merayakan Hari Pangan Dunia pada 16 Oktober 2025. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyampaikan kabar gembira.
Menurutnya, kondisi pangan Indonesia saat ini sangat positif di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Produksi Beras Melonjak Signifikan
Zulhas menyebut, produksi beras nasional tahun ini sudah mencapai surplus. Angkanya sangat besar.
- Tahun Lalu: Indonesia impor beras hingga 4,5 juta ton.
- Tahun Ini: Produksi beras nasional sudah surplus 4 juta ton lebih per November.
Zulhas menegaskan, data ini bukan klaim pribadi. “Data, ini bukan kata saya, kata BPS ada datanya,” tegas Zulhas, Kamis (16/10/2025).
Petani Semakin Sejahtera
Selain surplus beras, kesejahteraan petani juga meningkat. Ini terlihat dari beberapa indikator penting:
Indikator Kesejahteraan | Tahun Lalu | Tahun Ini |
Nilai Tukar Petani (NTP) | 101 | 124 |
Harga Gabah per Kg | Rp 5.000-an | Rp 6.500 |
“Jadi jelas, angkanya jelas. Itu kita syukuri,” kata Zulhas.
Pangan Terintegrasi dengan Program MBG
Zulhas mengakui, peningkatan ini belum berarti sukses total. Pemerintah masih harus memperluas produksi pangan.
Perluasan produksi dilakukan di berbagai daerah. Mulai dari Merauke, Kalimantan, hingga Sumatera Selatan.
Upaya ini terintegrasi dengan program utama: Makan Bergizi Gratis (MBG). Program MBG ditargetkan akan menjangkau 82 juta penerima manfaat.
- MBG Butuh Banyak Pangan: Jika ada 82 juta penerima, maka kebutuhan karbohidrat dan protein akan sangat besar.
- Ekonomi Rakyat Tumbuh: Kebutuhan besar ini akan memicu pertumbuhan ekonomi rakyat. Usaha telur, ternak ayam, keramba ikan, dan sayuran akan laris.
- Koperasi Desa: Inisiatif Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih akan berperan penting. Mereka akan menjadi offtaker (pembeli hasil panen) dan penggerak ekonomi desa.
Zulhas optimis, kebijakan pangan nasional sudah berada di jalur yang benar (on the track).