Retail
No Result
View All Result
Kamis, Oktober 30, 2025
  • Login
  • BERANDA
  • ISTANA
  • LEMBAGA TINGGI
  • JAGA INDONESIA
  • KEMENTERIAN
Publikasi Pemerintah Untuk Masyarakat
No Result
View All Result

Pentingnya Perspektif Gender Dalam Isu Perubahan Iklim

by admin humasri
17 Maret 2021
in Dpr.go.id
6 1
0
Pentingnya Perspektif Gender Dalam Isu Perubahan Iklim

YOU MAY ALSO LIKE

DPR Sahkan RUU ASN Jadi Undang-Undang

Revisi UU IKN Resmi Disahkan di Rapat Paripurna DPR

DPR Resmi Sahkan RUU Kesehatan Jadi Undang-Undang

DPR Terima Usulan Biaya Kuota Tambahan Haji Reguler Rp 288 Miliar

Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris saat menjadi narasumber dalam talkshow yang diselenggarakan Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Foto: Andri/nvl

 

Anggota Komisi VII DPR RI Andi Yuliani Paris mengatakan perlunya kebijakan nasional di bidang energi terbarukan yang responsif gender dalam upaya memerangi dampak perubahan iklim. Bagaimana perspektif gender menjadi salah satu isu sentral dalam kebijakan perubahan iklim, termasuk dalam skema anggaran.

 

“Kalau kita bicara energi saat ini, maka terkait juga dengan perempuan. Sebab, kaum perempuan sangat berperan penting dalam seluruh aspek kehidupan kita,” ucap Andi Yuliani saat menjadi narasumber dalam talkshow yang diselenggarakan Kaukus Perempuan Parlemen Republik Indonesia di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021).

 

Talkshow yang digelar untuk memperingati Hari Perempuan Internasional 2021 ini mengangkat isu-isu pemberdayaan perempuan di semua lini. Salah satunya terkait “Pengarusutamaan Gender dalam Pengembangan Energi Hijau”. Ikut hadir Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Barends sebagai narasumber.

 

Menurut politisi F-PAN ini, pengarusutamaan perspektif gender dalam kebijakan perubahan iklim akan meningkatkan efektivitas implementasi kebijakan dan membawa dampak positif bagi warga yang terkena dampak atau berpotensi terkena dampak perubahan iklim, termasuk perempuan dan kelompok rentan.

 

Lebih lanjut, dia menuturkan, bauran energi 23 persen pada tahun 2023 juga menjadi pekerjaan rumah bersama, pemerintah maupun DPR agar segera tercapai. Sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat sekitar. 

 

Dalam studi World Bank 2011, disebutkan bahwa perempuan dan kelompok marjinal adalah pihak yang paling rentan terdampak oleh perubahan iklim, dikarenakan terbatasnya akses mereka terhadap aset, pelayanan publik dan proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan menjadi sangat penting dalam transisi ekonomi hijau untuk memastikan manfaatnya dirasakan oleh komunitas.

 

“Misalnya kita mendorong penggunaan energi gas untuk petani dan nelayan, ternyata bisa mengurangi pengeluaran petani dan nelayan 60 persen. Ini kan berarti dampaknya ke perempuan sebagai pengatur ekonomi keluarga, sehingga mereka bisa saving money untuk biaya kesehatan dan sekolah anak,” terang legislator dapil Sulawesi Selatan II itu.

 

Selain itu, menurut dia, penggunaan mikro hidro untuk listrik rumah tangga bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan industri UMKM, dimana 64,5 persen pelaku usaha UMKM Indonesia merupakan perempuan. “Manfaatnya dengan penggunaan EBT (Energi Baru Terbarukan) harganya menjadi murah dan tidak merusak lingkungan. Kalau harganya murah tentu akan berdampak pada perempuan dan ekonomi keluarga,” katanya.

 

“Kita di Komisi VII sedang membahas RUU EBT. Mudah-mudahan ini cepat selesai dan menjadi landasan hukum untuk biaya energi yang murah terutama mengatur partisipasi masyarakat sehingga perempuan juga bisa dilibatkan dalam segala aspek mulai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi,” jelas Andi Yuliani.

 

Senada, Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Barends (F-PDI Perjuangan) mengatakan pengarusutamaan gender dalam pembangunan nasional harus dilaksanakan hingga tahapan substantif. Mulai dari peran dan posisi perempuan dalam aksesibilitas, kontrol terhadap sumber-sumber produksi hingga dalam pengambilan kebijakan yang strategis. 

 

Hal ini bertujuan agar pemanfaatan EBT bisa dilakukan dengan mudah serta aman. Ini akan mengurangi beban dan waktu kerja perempuan. Perempuan menjadi lebih produktif, lebih sehat, mengurangi beban keuangan rumah tangga dan nantinya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara berkelanjutan yang merupakan bagian integral dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). (ann/sf)

Tags: DEWAN PERWAKILAN RAKYATREPUBLIK INDONESIA
Share7Tweet5SendShareShare1

Pencarian

No Result
View All Result
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Kebijakan Privasi
  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Citizen Journalism

© 2020 - © Copyright humasRI Team All Rights Reserved .

No Result
View All Result
  • BERANDA
  • ISTANA
  • LEMBAGA TINGGI
  • JAGA INDONESIA
  • KEMENTERIAN

© 2020 - © Copyright humasRI Team All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?