JAKARTA – Program Pemagangan Nasional Lulusan Perguruan Tinggi resmi dibuka. Ini adalah Batch I untuk tahun 2025.
Program ini adalah langkah besar pemerintah. Tujuannya adalah memperkuat kompetensi tenaga kerja muda. Pembukaan dilakukan pada Senin, (20/10/2025).
Program ini dibuat untuk menjembatani kesenjangan. Ini antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Program ini skalanya masif dan terintegrasi nasional.
Program ini sangat diminati. Satu posisi magang diperebutkan 200 pendaftar. Total ada 20.000 peserta magang.
Peserta akan mendapat uang saku. Jumlahnya setara upah minimum kabupaten/kota (UMK). Ini baru pertama kali dilakukan.
Pesan Penting dari Tokoh Kunci
Pembukaan program ditandai penekanan sirine. Hadir Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menaker Yassierli. Ada juga Raffi Ahmad (Utusan Khusus Presiden) dan perwakilan DPR RI.
Airlangga Hartarto bicara tentang kesenjangan.
“Kita menyadari adanya kesenjangan antara supply lulusan perguruan tinggi dan demand tenaga kerja. Melalui program ini, pemerintah berupaya menjembatani 8 hingga 10 persen dari total lulusan perguruan tinggi agar siap masuk ke dunia kerja,”
Airlangga juga memberi pesan ke peserta. “Kepada adik-adik peserta magang, bangun networking dan gunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya,” paparnya.
Tahapan dan Harapan Program
Menaker Yassierli memberi detail angka. 15.000 peserta sudah ditetapkan. Sisa 5.000 peserta diumumkan Rabu (22/10/2025).
Yassierli menekankan perbedaan program ini.
“Program pemagangan ini sebenarnya merupakan penguatan dari kegiatan pemagangan yang sebelumnya telah dilakukan Kemnaker melalui balai-balai pelatihan vokasi dan produktivitas. Bedanya, kali ini skalanya jauh lebih masif dan terintegrasi secara nasional,”
Yassierli juga mengarahkan generasi muda. Mereka yang belum ikut diminta pakai platform SIAPKerja. Di sana ada 200 ribu lowongan kerja.
Raffi Ahmad memberi semangat. Ia menyoroti pentingnya pengalaman.
“Ilmu pendidikan itu penting, tapi ilmu kehidupan jauh lebih penting. Melalui pemagangan, anak muda bisa mendapatkan pengalaman berharga untuk memasuki dunia kerja. Program ini adalah gerbang utama bagi mereka,”
Anggota Komisi IX DPR RI, Obon Tabroni, mendukung. Ia memastikan pengawasan anggaran.
“Tugas kami tentu pada tahap pengawasan, dan tentu dalam tatanan anggaran, sehingga ke depan program ini lebih baik dan program ini akan lebih banyak anak-anak muda terserap kerja nantinya,” ucap Obon.
