kemenkopmk.go.id – Pandemi Covid-19 mengguncang berbagai sektor kehidupan. Tidak hanya sektor kesehatan, tetapi juga sektor ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lainnya. Pagebluk ini juga menyebabkan rencana pembangunan nasional diatur ulang sedemikian rupa untuk penanggulangannya.
Meskipun sangat berdampak besar, akan tetapi, menurut Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, momentum ini harus dimanfaatkan menjadi peluang untuk menuju kemajuan. Dia menerangkan, dengan adanya pandemi bisa memiliki sisi positif, seperti kesempatan perbaikan dan pembaruan Data Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta meningkatkan kesadaran masyarakat untuk saling bergotong royong membantu sesama.
“Bahwa kesulitan yang kita hadapi saat ini harus bisa dikapitalisasi menjadi peluang. Dan pemerintah berupaya keras menjadikan tantangan ini untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju,” ujar Muhadjir dalam program Indonesia Bicara TVRI, pada Rabu malam (16/9)
Untuk bisa memanfaatkan pandemi sebagai peluang, Muhadjir menyebutkan tiga hal yang harus ditegakkan, yaitu: persatuan dan kesatuan nasional, disiplin nasional dan empati nasional. Problem pandemi, kata dia, menjadi ujian bagi bangsa untuk mempertahankan kesatuan. Selain itu, untuk melawan pandemi yang paling utama dibutuhkan adalah kedisiplinan.
“Momentum ini untuk menegakkan kedisiplinan kita. Cukup dengan patuh protokol kesehatan. Kalau itu berhasil, kita bisa mentransfer pengalaman patuh protokol kesehatan kepada disiplin yang lain. Dan itu modal utama kita untuk menjadi negara maju,” jelasnya.
Muhadjir menjelaskan, saat ini pemerintah menggalakkan kedisiplinan protokol kesehatan dalam masa pandemi Covid-19 ini. Paling minimal, kata dia, adalah disiplin memakai masker. Apabila kepatuhan terhadap protokol kesehatan bisa terus dilakukan masyarakat, maka menurutnya, pengalaman kedisiplinan tersebut bisa dibawa ke aspek kehidupan lainnya.
“Kalau itu bisa dipatuhi masyarakat Indonesia saya yakin di samping Covid-19 bisa kita atasi sekaligus pengalaman berdisiplin diri akan bisa ditransfer di bidang lain,” ujarnya.
Sementara itu, terkait empati nasional, menurut Menko Muhadjir adalah sikap saling gotong royong masyarakat. Saling membantu dan ikut merasakan penderitaan sesama, menurutnya, akan menumbuhkan bangsa yang kuat. “Empati nasional mutlak harus kita dikapitalisasi, kita gunakan momen ini untuk membangkitkan empati nasional.”
Muhadjir mengatakan, apabila berbagai hal itu bisa ditegakkan, maka bangsa Indonesia memiliki modal yang besar untuk mewujudkan menjadi negara maju dengan modal yang sangat besar. Hal terpenting lainnya, menurut Muhadjir adalah membangun semangat optimisme.
“Bangsa Indonesia harus bersatu padu membangun optimisme melawan Covid-19 ini. Dengan optimis Insyaallah kita melalui ujian berat Covid-19 akan menjadi negara paling baik di dalam mengatasinya sehingga kita punya raport bagus yang sukses menghadapi Covid-19 ini,” pungkasnya.