JAKARTA – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia merupakan titik balik (turning point) bagi untuk pengembangan riset dan kemandirian produk inovasi. Bahkan pada Rapat Terbatas mengenai Percepatan Penanganan Pandemi Covid-19 pada 11 Mei 2020 yang lalu, Presiden telah memberikan arahan agar inovasi yang dilakukan bisa diproduksi secara massal sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada produk impor. “Dalam hal ini, Presiden tentunya sangat bangga terhadap karya-karya inovatif dalam bidang alat-alat kesehatan dan farmasi. Presiden juga mengharapkan agar karya-karya dan riset yang dihasilkan selain memenuhi kebutuhan masyarakat dapat terus berkembang dan mendunia, terutama untuk bersama-bersama menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujar Deputi II Kepala Staf Presiden Abetnego Tarigan saat menghadiri Peringatan 1 Tahun Pandemi Covid-19 Indonesia di Auditorium Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Selasa (2/3).
Abetnego memaparkan, Indonesia memiliki talenta-talenta hebat yang siap berkarya yang siap untuk inovasi dan daya saing bangsa. Untuk menampung talenta-talenta itu, KSP sedang mempersiapkan Manajemen Talenta Nasional dan sedang dalam tahap pembuatan regulasinya, agar talenta salah satunya di bidang riset dan inovasi dapat termanage dengan baik. Abetnego juga menegaskan, KSP siap bekerjasama berdampingan dengan Kementerian Kesehatan dan Kemenristek/BRIN untuk mewujudkan riset dan inovasi yang dapat mendukung penanganan Covid-19.
Selain itu, kata Abetnego, perlu secara bersama-sama meningkatkan kualitas strategi komunikasi dari hasil kegiatan riset dan produk inovasi yang diciptakan. Komunikasi yang baik dengan penggunaan bahasa yang mudah dimengerti, edukatif, dan informatif sangat dibutuhkan. “Hal ini tidak lain agar segala manfaat yang dihasilkan oleh riset dan inovasi dapat tersampaikan kepada masyarakat secara cepat dan tepat,” imbuh Abetnego.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Ristek/KaBadan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menambahkan, pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia menjadi momentum kebangkitan kemandirian riset dan inovasi tanah air. Sejak kasus pertama dan kedua Covid-19 di Indonesia hingga kini, sudah banyak inovasi yang dilahirkan anak bangsa terutama untuk penanganan dan pencegahan Covid-19. Banyaknya talenta selama setahun masa konsorsium, dimana para peneliti, perekayasa dan dosen kita terutama yang bergerak dalam bidang yang terkait dengan kesehatan dan covid, mereka adalah talenta – talenta luar biasa.
“Kita istilahnya mempunyai diamond atau berlian yang tersembunyi yang selama ini tidak pernah muncul ke permukaan. Kenapa mereka tidak muncul? Karena memang tidak ada demand dari market,” ungkap Bambang.
Sementara Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono berharap kolaborasi lintas sektor di Indonesia bisa melahirkan riset inovasi yang tidak hanya sebatas penemuan alat skrining, vaksin dan menemukan obat Covid-19. “Mudah-mudahan kolaborasi yang kita lakukan secara bersama-sama secara lintas sektoral ini membawa kita pada perbaikan dalam mengatasi Covid-19 ini untuk kedepan. kita berulang tahun hari ini 1 tahun Covid-19 tapi kita tidak ingin berulang tahun lagi untuk tahun depan,” harap Dante.
Adapun Kepala BNPB / Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, selama satu tahun pandemi terjadi di Indonesia, pemerintah telah melakukan 3 T (testing, tracing dan treatment) dan menerapkan protokol kesehatan 3 M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak untuk memutus penularan Covid-19. “Mudah-mudahan tahun depan kita tidak perlu memperingati ulang tahun yang kedua untuk penanganan Covid-19 di Tanah Air, karena kita sebagai bangsa bisa bekerja dengan baik mengendalikan Covid-19,” kata Doni.