JAKARTA – Penanganan limbah medis jadi perhatian Pemerintah pada masa pandemi Covid-19. Termasuk, limbah medis hasil program vaksinasi yang sudah berjalan beberapa minggu ini. “Karena potensi penularan melalui limbah medis atau pun penyalahgunaannya sangat tinggi. Sehingga, kami akan diskusikan lebih lanjut mengenai penanganan limbah medis ini,” tutur Staf Khusus Kantor Staf Presiden (KSP) Arief Hardono saat menggelar verifikasi lapangan ke Bantargebang, Bekasi, Jumat (22/1).
Arief menyampaikan, tim KSP pada kunjungan ke TPST Bantar Gebang masih menemukan sampah ex Covid-19 berupa masker di titik land filling. Selain itu, Arief menuturkan, salah satu limbah medis yang menjadi perhatian adalah jarum suntik vaksinasi. Menurut Arief, penggunaan jarum suntik semakin masif sejak pelaksanaan program vaksinasi.
Untuk itu, kata Arief, KSP memeriksa hambatan dan tantangan dalam pengolahan limbah medis. “Dari temuan di Bantargebang ini, selanjutnya akan menjadi masukan agar kelola limbah medis dan masker ex Covid-19 bisa ditingkatkan untuk menghindari penyebarannya,” imbuh Arief.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian II KSP Abraham Wirotomo menambahkan, dari hasil verifikasi lapangan, pihaknya menemukan saat ini penanganan limbah medis masih memadai. “Namun apa bila jumlah limbah terus bertambah maka akan ada extra effort yang harus dilakukan,” jelas Abraham.
TPST Bantargebang yang dikelola oleh Pemda DKI memiliki 110 HA luas lahan menampung dan mengolah sampah sekitar 7800 ton per hari. TPST yang juga memiliki TPSA berkapasitas sekitar 0.8 MW memerlukan kurang lebih 100 ton sampah sebagai bahan bakunya. Berkaitan dengan limbah medis B3 yang meningkat akibat Pandemi Covid 19 di wilayah DKI, saat ini khusus dikelola oleh pihak ketiga yaitu PT Wastek yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Adapun Kepala UPTD TPST Bantargebang Asep Kuswanto menyatakan kesiapannya dalam pengelolaan limbah medis. “Kami sudah ada kotaknya sendiri terhadap penanganan, tukang-tukang gerobak sudah kami imbau bagaimana penanganan sampah medisnya. Kemudian dikumpulkan ke beberapa tempat TPS limbah B3,” tutur Asep.
Selain melakukan verifikasi lapangan mengenai limbah medis, KSP juga mengunjungi beberapa fasilitas kesehatan di wilayah Jakarta, Bekasi, dan Bogor pada 21-23 Januari 2021. Visitasi ini sebagai langkah untuk mengonfirmasi keresahan masyarakat terhadap ketersediaan tempat tidur di rumah sakit. Apalagi, Blbeberapa waktu lalu berseliweran berita di sosial media mengenai pasien yang kesulitan mendapatkan rumah sakit.
Salah satunya ke RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid, Bekasi. Direktur RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Kusnanto Saidi mengatakan, pihaknya sudah merealisasikan penaikkan jumlah tempat tidur. “Bahkan sebelum Menkes perintahkan menaikkan jumlah bed 30%, kami sudah laksanakan,” kata Kusnanto.
Kusnanto pun memberi catatan agar Pemerintah membantu para tenaga kesehatan yang berjuang di garis depan. Salah satunya dengan menyederhanakan proses klaim. “Sehingga tidak tertunda berbulan-bulan,” imbuh Kusnanto.