Pada tahun 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menggelar lebih dari 359.000 km jaringan kabel serat optik di darat dan laut di Indonesia, termasuk dari Jaringan Palapa sepanjang 12.300 km.
Dengan pertumbuhan sektor digital di atas rata-rata nasional pada tahun 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus mendorong pertumbuhan pergerakan aktivitas manusia dari fisik ke ruang digital. Salah satunya adalah percepatan pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Kementerian Komunikasi dan Informatika mencatat, dampak migrasi fisik-digital akibat pembatasan aktivitas publik selama pandemi COVID-19 berkontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi di sektor informasi dan komunikasi pada tahun 2021. Untuk itu, pemerintah terus berupaya mengelola percepatan transformasi digital nasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Tahun 2021, sektor informasi dan komunikasi itu tumbuh positif berturut-turut yaitu 8,72%, 6,87% dan 5,51% year-on-year. Saya sendiri melihat ini seperti blessing in disguise, di mana masyarakat dunia dan khususnya Indonesia bergerak secara cepat masuk ke era baru era digital,” ujar Menkominfo Johnny G Plate, dalam Forum Pemimpin Redaksi bertajuk “Mendigitalkan Indonesia: Retrospeksi 2021 dan Outlook 2022 Kementerian Kominfo”, di Jakarta, Selasa (28/12/2021).
Sejalan dengan Roadmap Transformasi Digital Nasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika bertugas mempersiapkan masyarakat untuk beradaptasi dengan era digital. Salah satu landasan yang dicanangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah pemerataan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang ditargetkan selesai pada 2024.
Menurut Menteri Johnny, Kementerian Komunikasi dan Informatika berdedikasi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital dari hulu hingga hilir mulai dari backbone, middle mile dan the last-mile. Seiring dengan perkembangan jaringan TIK yang semakin pesat, pemerintah berharap penggunaan teknologi digital oleh masyarakat akan semakin meluas dan meluas secara nasional.
Di tingkat backbone pada tahun 2021, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menggelar jaringan kabel serat optik dengan panjang lebih dari 359.000 km baik di darat maupun laut di Indonesia, termasuk jaringan Palapa Ring dengan panjang 12.300 km. Proyek ini dilaksanakan oleh BAKTI Kementerian Komunikasi dan Informatika dan operator seluler nasional.
Pada tahun 2022, direncanakan untuk membangun total jaringan serat optik nasional sepanjang 12.399 km. Fasilitas ini akan meletakkan sekitar 370.000 km kabel serat optik, diperkirakan lebih dari sembilan kali keliling Bumi.
Pemerintah juga sedang mempersiapkan pembangunan middle-mile berupa microwave link, jalur komunikasi serat optik dan satelit untuk pemerataan akses infrastruktur digital pada tahun 2021. Khusus untuk satelit, Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang memproduksi satu high througphut satelitte (SATRIA-1) dengan menyiapkan roadmap satelit untuk Indonesia.
SATRIA-1 diperkirakan akan memasuki orbit pada kuartal IV-2023. Menurut Menteri Johnny, semakin banyak kapasitas yang disediakan, semakin banyak satelit yang dibutuhkan. Namun, ada dua keuntungan yang bisa dimanfaatkan. Artinya, untuk memperluas titik layanan dan meningkatkan kecepatan layanan satelit itu sendiri.
Peta jalan satelit nasional Indonesia masih membutuhkan sekitar 1 terabyte per detik (Tbps) atau 1000 gigabyte (Gbps) untuk melewati SATRIA-1. SATRIA-1 saat ini sedang dalam proses produksi baik dari teresterial komponen di darat maupun luar angkasa.
Menteri Johnny menegaskan, selain untuk memenuhi tujuan pembangunan infrastruktur komunikasi di tingkat backbone dan middle-mile, pembangunan last mile berupa Base Transceiver Station (BTS) juga direncanakan rampung seluruhnya pada 2022.
“Kami akan membangun BTS untuk melengkapi seluruh desa dan kelurahan di Indonesia dengan total 83.218 desa dan kabupaten. Pasalnya, 12.548 di antaranya masih kosong,” kata Johnny.
Dari 12.548 desa dan kelurahan yang belum terjangkau layanan telekomunikasi sebanyak 3.435 berada di kawasan komersial dan sisanya 9.113 berada di kawasan terpencil, terluar dan terdepan(3T) atau nonkomersial. Kami berharap sinyal 4G sudah ada di semua pemukiman dan wilayah pada akhir tahun 2022.
Baca Juga : Menkominfo: Mari Pertahankan 4 Konsensus Bangsa di Bumi Nusantara
Talenta Digital
Untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam melaksanakan percepatan transformasi digital, Kementerian Kominfo pada 2021 terus menjalankan program pelatihan digital dalam tiga tingkatan. Tiga program tersebut adalah Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar, pelatihan tingkat menengah melalui program Digital Talent Scholarship (DTS) serta tingkat lanjutan melalui program Digital Leadership Academy (DLA).
Capaian GNLD atau peserta pelatihan kecakapan digital tingkat dasar tahun 2021 hampir 98,87% dari target atau total 12.307.498 orang. Tahun depan, Kementerian Kominfo kembali menargetkan 12,5 juta orang peserta GNLD.
Adapun, realisasi target peserta program DTS pada 2021 berjumlah 131.204 orang peserta. Mereka telah mengikuti berbagai program pelatihan berkaitan dengan cloud computing, artificial intelligence, internet of things, virtual reality, augmented reality, hingga coding.
Dalam program DLA tahun 2021, Kementerian Kominfo bermitra dengan empat perguruan tinggi ternama di dunia yakni Tsinghua University, National University of Singapore di Singapura, Oxford University di Inggris dan Harvard Kennedy School di Amerika Serikat.
“Tahun 2021 ini sebanyak 306 peserta, tahun 2022 program ini akan dikembangkan dengan target 400 pimpinan lembaga publik dan C-level mengikuti program DLA yang harapan kami bekerja sama dengan delapan universitas top dunia,” jelasnya.
Baca Juga : Pemerintah Dorong Ekspor Produk Kreatif dan Digital Indonesia
Menyangkut komunikasi publik, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong menyatakan, pada 2021 ini, pihaknya menilai cukup berhasil mengomunikasikan kepada publik tentang berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan penanganan Covid-19.
“Misal bagaimana menangkal misinformasi. Di masa Covid19 memang banyak sekali misinformasi, disinformasi, malinformasi, dan hoaks yang terkait Covid19,” ungkapnya.
Usman Kansong menambahkan, hal tersebut bisa terlihat dari statistiknya, disinformasi atau hoaks tersebut sudah menurun drastis terutama yang terkait Covid 19 atau lebih khususnya, tentang vaksinasi Covid19.
Memasuki 2022, Kementerian Kominfo melakukan perubahan komunikasi publik serta strategi komunikasi publik yang ada. Upaya percepatan penyebaran atau diseminasi komunikasi publik dilakukan dengan merumuskan berbagai langkah agar komunikasi publik yang dilakukan oleh pemerintah lebih efektif, menurut Dirjen Kominfo IKP. Termasuk memperkuat gerakan literasi digital di seluruh lapisan masyarakat. Kominfo juga mengajak masyarakat untuk turut serta mencegah terjadinya prank dan misinformasi di media sosial.