humasri.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan sepakat menunda rencana kenaikan harga tiket masuk kawasan Stupa di Candi Borobudur.
Kesepakatan itu dicapai setelah dia bertemu dengan Luhut di Rumah Dinas Gubernur Jawa Tengah di Semarang, Selasa (7 Juni 2022).
“Kami postpone dulu. Tadi Pak Menteri (Luhut Binsar Panjaitan) sudah menyampaikan, ‘Pak Gub itu kita postpone dulu, biar tidak terjadi cerita yang ke mana-mana’,” kata Ganjar seperti dikutip dari Antara, Selasa (7/6).
Pemerintah berencana memperkenalkan tarif baru ke kawasan Candi Borobudur. Akhir pekan lalu, Luhut Binsar mengumumkan harga tiket Borobudur terbaru melalui akun Instagram-nya.
“Kami juga sepakat untuk membatasi kuota turis sebanyak 1.200 orang per hari, dengan biaya 100 dollar untuk wisman dan turis domestik sebesar 750 ribu rupiah. Khusus untuk pelajar, kami berikan biaya 5.000 rupiah saja,” katanya sebagaimana dikutip dari akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Sabtu (4/6).
Luhut mengatakan langkah itu untuk melindungi kekayaan sejarah dan budaya nusantara.
Ia melanjutkan, semua wisatawan juga harus menggunakan pemandu dari warga sekitar kawasan Borobudur.
“Ini kami lakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini sehingga rasa tanggung jawab untuk merawat dan melestarikan salah satu situs sejarah nusantara ini bisa terus tumbuh dalam sanubari generasi muda di masa mendatang,” ujar Luhut.
Pengumuman tersebut memicu protes dari beberapa kalangan. Salah satunya, YLKI.
Tulus Abadi, ketua Pengurus Harian YLKI, mengatakan alasan pemerintah menaikkan tarif untuk melindungi candi adalah langkah yang kurang tepat.
“Kalau memang tujuannya hanya untuk menjaga kelestarian Borobudur, ya jangan dengan tarif yang tinggi dong,” kata dia dalam status Whatsapp-nya, Senin (6/6).
Sebaliknya, lanjut Tulus, pemerintah bisa memberlakukan pembatasan jumlah wisatawan dan penjualan tiket secara online. Sebab, melalui online ticketing, daya tampung wisatawan lebih terkontrol.
Selain itu, ia juga menyarankan agar pemerintah memberikan sanksi yang berat kepada wisatawan yang merusak atau vandalisme terhadap candi. Akibat aksi protes tersebut, Ganjar Pranowo mengusulkan penundaan pelaksanaan kenaikan harga tiket masuk kawasan Stupa Borobudur.
Baca Juga : Nuroji : Kenaikan Tarif Wisata Candi Borobudur Tidak Tepat
Alasan Pemerintah Menaikkan Tarif Masuk Candi Borobudur
Beberapa waktu lalu, Pemerintah melalui Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan rencana untuk menaikkan tarif tiket masuk Candi Borobudur.
Kenaikan tarif tersebut berlaku untuk wisatawan domestik sebesar Rp 750.000/tiket, sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenakan tarif harga 100 dollar AS. Namun, kenaikan tarif tidak berlaku untuk pelajar yang masih akan dikenakan harga sebesar Rp 5000 per orang.
Lantas, mengapa pemerintah tiba-tiba menaikkan harga wisata budaya Candi Borobudur?
Melindungi Bangunan Candi
Alasan yang paling kuat adalah Candi Borobudur merupakan aset Indonesia dan dunia, sehingga harus dijaga kelestariannya.
Kebijakan ini bahkan dibuat berdasarkan rekomendasi dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan pakar lainnya.
“Artinya apa, orang yang mau naik ke candi harus betul-betul orang yang berkepentingan naik ke candi. Kalau orang mau foto-foto enggak usah naik ke candi, di bawah saja. Jadi itulah tujuannya,” ujar Edy Setijono selaku Direktur Utama Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero).
Konservasi Wisata
Pemerintah telah menyadari pentingnya untuk melakukan konservasi Wisata agar bisa terus terjaga kelestariannya.
Kenaikan harga tiket tentu bukan semata-mata untuk tujuan komersial, lebih dari itu, tujuan pemerintah menaikkan harga tiket Candi Borobudur berdasarkan untuk melakukan konservasi Wisata. Itulah mengapa harga tiket untuk pelajar masih terbilang wajar, dengan harga 5.000 per orang.
“Sebagai wujud keberpihakan kita pada dunia pendidikan, maka untuk pelajar hanya ditetapkan Rp 5 ribu. Inilah jawaban kenapa kok mahal, seolah-olah jadi komersial. Tidak, bukan komersial, alasannya beda-beda. Oleh karenanya untuk pelajar hanya Rp 5 ribu,” lanjut Edy.
Memberikan Peluang untuk Masyarakat Lokal
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyatakan bahwa dengan naiknya harga tiket ke bangunan candi, maka akan ada banyak kemungkinan wisatawan akan berwisata di sekitar kawasan candi. Sehingga menurut Luhut, pelaku UMKM akan mendapat dampak positifnya.
Luhut berharap, dengan menyebarnya wisatawan di sekitar candi, maka akan dapat membantu perekonomian warga lokal. Tak hanya itu, pemerintah juga tengah berupaya untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi warga lokal, dengan memberdayakan merekam sebagai pemandu wisata.
“Semua turis juga nantinya harus menggunakan tour guide warga lokal di sekitar kawasan Borobudur, ini dilakukan demi menyerap lapangan kerja baru sekaligus menumbuhkan sense of belonging terhadap kawasan ini,” jelas Luhut.