“Kita tidak usah terlalu mempermasalahkan subvarian-nya ya. Apalagi sekarang subvarian BA.4 dan BA.5 ini lebih ringan gejala yang ditimbulkan dibanding dengan Omicron sebelumnya maupun dari Delta,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam acara daring, Kamis (16/6).
Syahril mengatakan sub-varian BA.4 dan BA.5 memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dibandingkan varian Omicron sebelumnya.
Selain itu, kedua sub-varian baru ini memiliki karakteristik untuk menurunkan kemampuan terhadap terapi beberapa jenis antibodi monoklonal hingga memiliki kemampuan lolos dari perlindungan kekebalan vaksinasi dan infeksi varian Omicron.
“Yang mungkin perlu kita waspadai yaitu immune escape,” katanya.
Syahril mengatakan dari 20 kasus yang dilaporkan dari kedua sub-varian itu, sebagian besar mengalami gejala ringan seperti demam dan batuk. Diikuti dengan sakit tenggorokan, pilek, mual, badan pegal, dan ada pula yang tidak bergejala.
Dari 20 pasien yang telah teridentifikasi, 8 orang merupakan pasien laki-laki, dan 12 perempuan.
Terkait status vaksinasi, Syahril melaporkan ada 3 pasien anak yang belum mendapatkan vaksin Covid-19.
Kemudian 2 orang baru mendapatkan vaksin satu dosis, 5 orang mendapatkan vaksin dua dosis. Lalu 9 orang sudah mendapatkan booster atau suntikan dosis ketiga, dan 1 orang pasien sudah mendapatkan booster dua kali atau empat dosis vaksin Covid-19.
“Semua pasien sudah selesai isomannya dan sudah dinyatakan sembuh. Rata-rata semua bergejala ringan kecuali satu orang, perempuan 20 tahun di Jakarta. Memang ada keluhan sesak napas, sehingga dikategorikan gejala sedang. Tapi Alhamdulillah sudah dipulangkan dan sudah sembuh,” katanya.
Baca juga : Puan Usulkan Ibu Cuti Hamil 6 Bulan