Anggota Komisi VII DPR RI Willy Midel Yoseph saat mengikuti tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Mineral dan Batubara (Panja Minerba) Komisi VII DPR RI di Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Selasa (6/4/2021). Foto: Puntho/nvl
Anggota Komisi VII DPR RI Willy Midel Yoseph mengapresiasi PT Cahaya Modern Metal Industri (CMMI) yang telah melaksanakan pembangunan pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di kawasan Cikande sesuai tugas dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Willy mengharapkan, PT CMMI mampu menjadi percontohan bagi perusahaan-perusahaan lain untuk tidak perlu takut dalam mendirikan smelter berikutnya.
Demikian disampaikan Willy saat diwawancarai Parlementaria usai mengikuti tim Kunjungan Kerja Spesifik Panitia Kerja Mineral dan Batubara (Panja Minerba) Komisi VII DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Suparno meninjau smelter PT CMMI, di Cikande, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Selasa (6/4/2021).
“PT CMMI sebagai smelter pertama terbukti bisa berjalan dengan sukses produksinya. Maka, PT CMII bisa menjadi role model untuk perusahaan lainnya untuk tidak perlu takut dalam mendirikan smelter berikutnya. Untuk itu, sekali lagi kami menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada manajemen CMMI yang telah melaksanakan pembangunan dan juga sudah berproduksi di Cikande ini,” ujar Willy.
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini kedepannya mendorong PT CMMI tak berhenti dalam berinovasi dan meningkatkan kualitas smelter demi mencapai tingkat kapasitas yang telah direncanakan yaitu 30.000 ton per tahun. Tak hanya itu, Willy mengingatkan para investor atau pengusaha smelter mengikuti regulasi-regulasi yang sudah diatur oleh pemerintah.
Willy juga mengimbau pemerintah secara khusus Kementerian ESDM untuk memberikan kemudahan dalam memberikan perijinan termasuk bantuan fiskal atau keuangan yang memudahkan para investor atau pengusaha smelter untuk mendapatkan modal. “Sehingga, dengan demikian para investor atau pengusaha mampu membangun industri smelter secara lebih cepat” pungkas Willy.
Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menyampaikan selama periode 2019-2020 sebanyak 19 smelter telah terbangun dari target 53 smelter hingga 2024. Pihaknya optimistis bisa melanjutkan pembangunan smelter ini jika melihat peningkatan nilai investasi dari tahun ke tahun. “Pada 2021 akan tercapai investasi sebesar 2,2 miliar dolar AS dan meningkat menjadi 4,9 miliar dolar AS pada 2022,” paparnya.
Seperti diketahui, Kementerian ESDM menargetkan empat fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) beroperasi tahun 2021. Empat proyek smelter yang bakal beroperasi ini terdiri dari tiga smelter nikel dan satu smelter timbal. Salah satu perusahaan yang ditugasi mengelola smelter nikel yaitu PT CMMI di Cikande. (pun/sf)