Jakarta, Kemendikbud– Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad mengungkapkan beratnya tantangan pembelajaran yang harus dihadapi dalam kondisi darurat Corona Virus Desease atau Covid-19. Hamid mengatakan, selama masa pandemi ini, mungkin hanya sepuluh persen sekolah yang sudah memodifikasi metode pembelajarannya antara tatap muka dan online menggunakan platform e-learning tertentu.
Sedangkan sebagian sekolah yang masih menggunakan metode konvensional dan belum terbiasa dengan pembelajaran jarak jauh, kata dia, yang terpenting adalah agar anak-anak ada aktivitas pembelajaran. “Itu yang harus dilakukan,” tutur Hamid saat menjadi narasumber di RRI Pro 3 dalam Program Indonesia Menyapa yang disiarkan secara langsung melalui telekonferensi bertepatan dengan Peringatan Hardiknas Tahun 2020, yang di tahun ini pun harus dilakukan dengan sederhana, terpusat, dan terbatas di Kantor Kemendikbud, Sabtu (2/5/2020).
Menjawab pertanyaan seputar akses internet yang belum memadai di pedalaman, Hamid menyampaikan bahwa hal tersebut merupakan kewenangan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk melakukan pengadaan/perluasan jaringan. “Kami berharap tiap desa sudah tersambung internet. Koordinasi dengan kementerian tekait terus kami lakukan. Namun perlu kita ketahui, di saat kebutuhan jaringan internet kian besar, terjadi kepadatan traffic pada layanan internet tersebut,” ujarnya.
Di sisi lain, untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara daring, di awal kebijakan Belajar dari Rumah (BDR), Kemendikbud telah bekerja sama dengan beberapa penyedia layanan untuk memberikan paket kuota gratis kepada siswa. Nilai benefitnya beragam di masing-masing penyedia. Hal ini untuk memudahkan siswa mengakses internet berbagai platform pembelajaran. “Selanjutnya kami harapkan dinas pendidikan dan kepala sekolah bisa ikut mencarikan solusi dalam pengadaan jaringan internet yang memadai bagi siswa,” kata Hamid.
Peneliti Kebijakan Publik, Rico Santoro pada kesempatan yang sama menyampaikan hikmah yang ada di balik wabah Covid-19. Ia mengatakan, masalah biasanya memunculkan kreativitas untuk menjawab tantangan. Dan pendidikan, tuturnya, adalah salah satu cara membangun optimisme.
Rico menambahkan, hambatan dalam beraktivtas dapat membuka peluang munculnya daya pikir untuk menjawab tantangan. Untuk itu, Ia berharap pemerintah dapat mengembangkan pendidikan daring di masa mendatang. Salah satunya adalah dengan menyisipkan materi yang unik sesuai karakteristik daerah masing-masing, untuk lebih menarik siswa dan memudahkan mereka menerima materi pembelajaran. “Saya harap kita bisa menciptakan berbagai model pembelajaran yang sarat pengetahuan, unik, dan menginspirasi,” katanya. (Denty A./Aline)