JAKARTA – Penularan virus SARS-CoV-2 masih terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Gugus Tugas Nasional mencatat lebih dari seribu kasus baru per hari ini, Senin (6/7). Upaya disiplin warga untuk menerapkan protokol kesehatan sangat dibutuhkan dalam memutus mata rantai penularan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan bahwa disiplin menjadi indikasi terhadap dampak terjadinya kasus penularan. Ia menyampaikan bahwa disiplin untuk mematuhi protol kesehatan harus dikuatkan oleh semua pihak.
“Kita sudah waktunya untuk saling mengingatkan, sudah waktunya untuk berupaya saling melindungi agar, pemutusan rantai ini bisa dilaksanakan dengan efektif. Patuhi protokol kesehatan. Ikuti berita tentang COVID-19 ini dengan saluran-saluran yang benar,” lanjut Yurianto saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Senin (6/7).
Menurutnya, menilik dari kinerja data bahwa di sebagian provinsi bahkan mungkin di sebagian kota, kasus masih bergerak menjadi semakin banyak.
Dengan penguatan disiplin protokol kesehatan, Yurianto meyakini penularan COVID-19 dapat lebih terkendali dengan cepat.
“Kita sudah membuktikan di banyak provinsi bahwa, banyak yang sudah terkendali. Oleh karena itu, yakin kita bisa melaksanakan ini. Kita pasti bisa,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Yurianto mengingatkan bahwa kemungkinan masih ada kasus positif yang belum teridentifikasi dan berada di tengah masyarakat. Penerapan protokol kesehatan menjadi kunci untuk menjawab kemungkinan yang paling benar agar tidak tertular.
“Setiap orang harus mematuhi untuk menjaga jarak. Setiap orang harus mematuhi untuk menggunakan masker dengan cara yang benar, dan setiap orang harus rajin mencuci tangan. Kalau, tidak, maka, akan sangat mungkin untuk terinfeksi dan kemudian akan menambah kasus positif,” pesannya.
Sementara itu, terkait perkembangan data COVID-19 per 6 Juli 2020, kasus kumulatif berjumlah 64.958 kasus. Penambahan kasus harian berjumlah 1.209 kasus. Sedangkan pemeriksaan spesimen, Yurianto mengatakan bahwa pemeriksaan hari ini (6/7) berjumlah 12.756 spesimen.
“Pemeriksaan ini seperti biasanya, setiap pada hari Senin, pasti akan menurun dengan drastis karena, beberapa laboratorium kita di hari Minggu tidak melaksanakan operasional pemeriksaan. Sehingga, hanya terbatas pada pemeriksaan yang dilaksanakan oleh jejaring laboratorium Kementerian Kesehatan,” tambahnya.
Sampai dengan saat ini, akumulasi yang sudah diperiksa untuk spesimen sebanyak 928.238.
Sebanyak 455 wilayah administrasi di tingkat kabupaten dan kota di 34 provinsi telah terdampak COVID-19. Ia meminta semua pihak untuk bersikap waspada terhadap potensi penularan. Pihaknya masih melakukan pemantauan terhadap orang dalam pemantauan yang ditengarai pernah melakukan kontak dekat dengan kasus positif sebanyak 38.748 orang.
“Ini yang terus akan kita lakukan tracing, kita lakukan pengamatan selama 14 hari terus menerus sehingga, diharapkan kalau akan menjadi sumber penularan dengan melalui pengujian yang agresif maka, kita bisa melakukan isolasi dengan cepat. Kemudian, pasien dalam pengawasan sampai saat ini masih kita lakukan pengawasan ketat sebanyak 13.360 orang,” ujar Yurianto.
Berikut lima provinsi dengan angka kasus tinggi, yakni Provinsi Jawa Timur 308 kasus, DKI Jakarta 232, Jawa Tengah 127, Jawa Barat 126, dan Sulawesi Selatan 84.
Sedangkan kasus sembuh, angka per hari ini (6/7) berjumlah 814 dan akumulasinya berjumlah 29.919.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional
Facebook : @InfoBencanaBNPB
Twitter : @BNPB_Indonesia
Instagram : @bnpb_indonesia
Youtube : BNPB Indonesia
#SiapUntukSelamat
#BersatuLawanCovid19
#CuciTangan
#JagaJarak
#MaskerUntukSemua
#TidakMudik
#DiRumahAja