Covid19.go.id, –Jakarta, 5 November 2020. Masyarakat Indonesia punya optimisme tinggi bahwa ekonomi bisa segera pulih dan pandemi COVID-19 bisa dilalui dengan baik. Hal ini terungkap dalam survei yang dilakukan oleh IPSOS, perusahaan riset pemasaran dan opini masyarakat global, terhadap enam negara di Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Singapura dan Thailand dengan masing-masing 500 responden di setiap negara.
Managing Director IPSOS Indonesia, Soeprapto Tan menjelaskan, tujuan survei tersebut ada tiga hal. Pertama, melihat di tahap mana setiap negara di Asia Tenggara bereaksi terhadap COVID-19. Kedua, melihat sejauh mana dampak COVID-19 terhadap penghasilan masyarakat dan bagaimana harapan mereka dalam enam bulan ke depan. Ketiga, bagaimana kegiatan perekonomian selama pandemi dan produk apa saja yang terdampak atau tidak terdampak pandemi.
Hal ini juga berkaitan dengan optimisme masyarakat di enam negara terhadap pengadaan vaksin COVID-19. Empat negara yakni, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam yakin vaksin bisa ditemukan dan didistribusikan pada semester I 2021. Sementara dua negara yakni, Singapura dan Thailand, berharap vaksin bisa ditemukan pada semester II 2021.
Dalam survei tersebut, terlihat bahwa Indonesia menjadi negara dengan optimisme ekonomi yang lebih tinggi dibanding lima negara lain yang disurvei. Soeprapto menyebutkan, survei sempat dilakukan dua kali yakni Mei 2020 dan September 2020. Pada survei pertama, hampir semua negara menunjukkan respon yang sama yakni pendapatan masyarakat yang menurun akibat pandemi.
“Di awal kita melakukan studi di Mei 2020, Indonesia dibanding negara Asia Tenggara lain tidak jauh. Banyak masyarakat mengatakan, pendapatan mereka menurun. Jauh berkurang dibanding sebelum pandemi. Namun memasuki survei kedua yang digelar pada September 2020, Indonesia terlihat cukup unggul dibanding lima negara lain yang disurvei. Dari 500 responden yang disurvei di Indonesia, terlihat sebanyak 4 persen di antaranya mengaku sudah mengalami kenaikan pendapatan. Sedangkan 21 persen responden mengaku pendapatannya sudah stabil alias tidak lagi berkurang. ” kata Soeprapto Tan dalam Dialog Produktif bertema Kepercayaan Ekonomi Saat Pandemi yang digelar KPCPEN, Kamis (5/11/).
Hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki optimisme terhadap pemulihan ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara lain di ASEAN. Bahkan kalau dibanding Vietnam yang memiliki jumlah kasus COVID-19 lebih rendah, optimisme pemulihan ekonomi Indonesia lebih tinggi.
“Kenapa? Karena di Indonesia ini masyarakatnya merasa terbantu dengan sejumlah pendampingan yang dilakukan pemerintah,” ujar Soeprapto.
Setelah ditelisik, optimisme yang ditunjukkan masyarakat Indonesia dilatari adanya bantuan pemerintah yang cukup masif. Catatan yang didapat dari survei menunjukkan, masyarakat Indonesia merasa terbantu dengan pendampingan atau insentif terhadap UMKM yang diberikan pemerintah.
Selain itu, masyarakat Indonesia juga optimis vaksin bisa segera ditemukan dan diproduksi. Penyaluran bantuan sosial, kartu Prakerja, dan stimulus untuk pengusaha juga dianggap punya andil besar dalam mendongkrak optimisme masyarakat Indonesia dalam menyongsong ekonomi yang lebih baik.
Di Indonesia, sebanyak 60 persen responden ingin agar masalah COVID-19 dari sisi kesehatan benar-benar dibereskan terlebih dulu. Ini menunjukkan bahwa prioritas masyarakat Indonesia selama pandemi adalah aspek kesehatan. Sementara 16 persen responden di Indonesia berharap bantuan sosial tetap dilanjutkan. Sisanya, ingin agar pemerintah memberi kepastian lapangan kerja dan mengontrol harga agar tidak naik.
“Beda sama Singapura yang lebih memprioritaskan pekerjaan. Ini juga sesuai dengan misinya KPCPEN bahwa prioritas di Indonesia adalah menangani pandemi dan secara bersamaan mengakselerasi ekonomi,” kata Soeprapto.
Sementara itu, Editor Majalah SWA Dede Suryadi juga sepakat bahwa masyarakat Indonesia memang menunjukkan optimisme bahwa ekonomi nasional segera pulih dalam enam bulan ke depan. Hal ini sejalan dengan kampanye yang selalu dilakukan pemerintah, salah satunya soal vaksin.
Dede pun mengutip hasil survei Inventure yang menunjukkan bahwa, kendati pendapatan masyarakat mengalami penurunan, namun optimisme cenderung semakin meningkat. Hasil riset terhadap 1.121 responden sepanjang Agustus-September 2020 juga mengungkapkan bahwa 47,2 persen responden optimistis pandemi COVID-19 akan berakhir di akhir 2020.
“Sedangkan 51,4 persen nyatakan kondisi keuangan mereka akan kembali normal di akhir 2021. Tahun depan akan kembali optimis,” kata Dede.