18-03-2021 / B.A.K.N.
Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Wahyu Sanjaya, saat memimpin pertemuan BAKN dengan sivitas akademika UGM, di Yogyakarta, Kamis (18/3/2021). Foto: Taufan/Man
Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Wahyu Sanjaya, mengatakan maksud dan tujuan BAKN DPR RI melakukan pertemuan dengan pakar Universitas Gadjah Mada, yaitu untuk mendapatkan masukan terkait penelahaan atas laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Dana Alokasi Khusus (DAK).
“Tujuan kita ke Yogyakarta kali ini yaitu meminta masukan dari akademisi antara lain pihak Universitas Gajah Mada, kita ingin tahu bagaimana pengelolaan dana alokasi khusus (DAK) dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat” kata Wahyu saat memimpin pertemuan BAKN dengan sivitas akademika UGM, di Yogyakarta, Kamis (18/3/2021).
Politisi Partai Demokrat ini menyampaikan, DAK adalah dana yang bersumber dari APBN serta dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan wilayah dan sesuai dengan prioritas nasional. Besaran DAK ditetapkan setiap tahunnya dalam APBN.
“Kita meminta masukan bukan hanya dari Universitas Gajah Mada tetapi kampus-kampus lain juga, kami ingin DAK dapat dialokasikan tepat sasaran dan tidak salah karena dana ini dari APBN sehingga apabila tidak maksimal maka akan berdampak terhadap daerah-daerah tertentu,” pungkas Wahyu.
Lebih lanjut Anggota BAKN DPR RI Ahmad Najib Qodratullah menyatakan, masukan-masukan dan saran dari akademisi sangat penting bagi BAKN untuk menyikapi laporan BPK RI terhadap DAK. Ia menilai terdapat missing link antara perencanaan, input, output sampai outcome, sehingga hasil dari diskusi tersebut akan disampaikan dalam rapat dengan BPK.
“Masukan dari pihak akademi sangat berpengaruh sekali, dan dalam pertemuan kali ini ditemukan adanya missing link antara perencanaan, input, output hingga outcome tentunya dari hasil diskusi kali ini akan kita sampaikan langsung kepada BPK dalam rapat nanti,” sebut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini. (tn/sf)