Covid-19 Varian Omicron mulai menyebar di Indonesia. Perkembangannya cenderung sangat pesat. Kasus pertama dijumpai pada 27 November 2021, diduga berasal dari Warga Negara Indones (WNI) yang tiba dari Negeria.
Jakarta – Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi pada Kamis, 16 Desember 2021 melalui Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin bahwa temuan kasus Covid-19 Varian Omicron terdeteksi pada seorang petugas kebersihan (N) yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Setelah menemukan bahwa varian Omicron sudah masuk ke Indonesia, Kementerian Kesehatan langsung melakukan tracing pada 14 hari ke belakang. Kemungkinan besar kasus pertama berasal dari Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial TF yang tiba dari Nigeria pada 27 November 2021. Dalam rentang waktu antara 24 November – 3 Desember 2021, terdapat 169 WNI dari luar negeri yang melakukan karantina di Wisma Atlet setelah Kemenkes melakukan tracing kepada TF. Namun, hasil test PCR yang dilakukan TF dinyatakan negatif.
Setelah ditemukan kasus pertama ini, varian Omicron meningkat dengan pesat di Indonesia. Jumlah kasus saat ini sudah masuk dalam level bahaya. Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi hingga tanggal 26 Januari 2022, pasien yang terkonfirmasi Covid-19 Omicron di Indonesia mencapai 1.998. Pasien yang sembuh berjumlah 765 orang. Dalam sepekan terakhir rata-rata kasus harian adalah 3.666 orang/hari.
Baca Juga : Pasien Omicron RI Kini Boleh Isoman
Tingginya kasus Omicon di Indonesia mayoritas berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), dengan kedatangan dari negara Arab Saudi, Turki dan Amerika Serikat. Dengan rincian, PPLN adalah 1160 orang, transmisi lokal 606 orang dan yang masih belum diketahui sumber penularannya 232 orang.
Dari tingginya kasus Omicron di Indonesia, Kemenkes mencatat 47,5% atau sekitar 949 warga yang terpapar kasus Omicron sudah menerima vaksin lengkap atau dua dosis. Sisanya 2,2% baru menerima satu dosis, 4,4% belum menerima vaksin sama sekali dan 45,9% persen belum diketahui status vaksinnya.
Gejala yang muncul saat terpapar Omicron berbeda dengan varian Covid-19 sebelumnya. Ada beberapa gejala khas yang membedakan Omicron dengan varian lain. Sebelumnya pada varian Covid-19 seperti alfa, beta dan delta umumnya didominasi oleh demam yakni 90%. Sedangkan, untuk kasus varian Omicron demam hanya ditemukan sebagian kecil pasien 18-20%. Kemudian tidak ada yang sesak hingga membutuh oksigen, hal itu menunjukkan bahwa kerusakan paru tidak ada. Diharapkan untuk masyarakat, jika muncul gejala batuk dan nyeri atau gatal tenggorokan untuk tidak menunggu hingga demam, karena sebagian besar pasien Omicron tidak mengalami demam.
Baca Juga : Kemenkes Pastikan 2 Pasien Omicron Meninggal Punya Komorbid Dengan Gejala Berat
Kemenkes berpesan kepada masyarakat untuk tetap waspada dan hati-hati. Yang terpenting adalah selalau pakai masker, hindari kerumunan karena saat ini penularan semakin tinggi. Jika bisa kerja dirumah saja dan tidak perlu pergi berpergian jika tidak dalam keadaan mendesak. Dan kalaupun tertular Covid-19 varian Omicron untuk tidak panik, lakukan isolasi mandiri dengan minum vitamin dan minum obat untuk gejala ringan. Jika mengidap komorbid atau Lansia diharapkan untuk ke rumah sakit terdekat dan segera melakukan vaksinasi untuk memperkuat daya tahan tubuh. (SMK)