06kemlu.go.id – Kementerian Luar Negeri telah menyelenggarakan secara telekonferensi-video East Asia Summit (EAS) dimana para pakar virus dan penyakit pandemi (epidemiologi) bertemu untuk mengidentifikasi kerja sama praktis dan merumuskan solusi strategis memerangi COVID-19 (14/10). Konferensi Internasional ini juga hadiri oleh para ahli ekonomi dan pembuat kebijakan dari 10 negara ASEAN dan 8 negara peserta EAS (RRT, AS, India, Rusia, Australia, Jepang, ROK, Selandia Baru) yang sepakat membahas upaya mitigasi pandemi COVID-19 dan percepatan pemulihan dampak ekonomi-sosial akibat COVID-19.
“Dengan pandemi COVID-19, kita harus mempersiapkan sistem kesiap-siagaan dan respons kawasan dalam menghadapi kemungkinan krisis kesehatan saat ini dan di masa mendatang” kata Plt. Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Kemlu RI, Dubes Ngurah Swajaya, setelah membuka Konferensi Internasional tersebut.
Konferensi Internasional yang digagas Indonesia yang bekerja sama dengan ASEAN Chair, Vietnam bertujuan mempertemukan pakar virus dan pandemi internasional guna mengantisipasi dan berbagi pengalaman praktis dalam mengatasi pandemi ini di negara mereka masing-masing, termasuk upaya pemulihan ekonomi di kawasan.
“Dalam menghadapi tantangan global ini, kita (Negara peserta EAS) harus bekerja sama dalam memitigasi penyebaran virus dan menemukan vaksin yang paling efektif, karena ini adalah masalah kemanusiaan, dan merupakan salah satu tantangan terbesar peradaban ini.” Tegas Dubes Ngurah Swajaya.
Konferensi Internasional ini membahas tak hanya strategi pemanfaatan kemajuan teknologi dalam bidang kesehatan terutama (untuk) diagnostik, peningkatan kapasitas pengujian, penelusuran dan isolasi berbasis digital yang dapat mempercepat proses mitigasi persebaran virus COVID-19, namun juga solusi praktis untuk menumbuhkan roda perekonomian di masa pandemi ini.
Pertemuan juga sepakat mendorong penguatan sistem kesehatan masyarakat yang makin terintegrasi antar negara peserta EAS serta sinergi dan kerja sama antar pakar kesehatan dan virologi internasional, bersama pemerintah di tingkat nasional demi membangun ketahanan kesehatan kawasan (health security and health resilience).
“Kita juga harus terus bergerak efektif dalam memulihkan ekonomi global yang sangat terdampak akibat pandemi ini. Kerja sama, kerja sama kerja sama, itu kuncinya.” Lanjut Dubes Ngurah Swajaya.
Negara-negara seperti Amerika Serikat, Republik Rakyat Tiongkok, Rusia serta Australia mengapresiasi prakarsa Indonesia yang mendorong sinergi kerja sama komprehensif dan praktis dalam penanganan pandemi COVID-19 dalam konteks multilateral.
Hasil pertemuan ini diharapkan menjadi rekomendasi solutif bagi para Pemimpin Negara Peserta East Asia Summit, berdasarkan pandangan dan pemikiran para ahli serta pembuat kebijakan untuk melawan pandemi COVID-19 secara lebih sistematis, praktis dan efektif.