kemlu.go.id – Kementerian Luar Negeri dan KBRI Rabat bekerja sama dengan Kedutaan Besar Maroko di Jakarta selenggarakan seminar daring memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Maroko (14/10/2020). Seminar tersebut mendiskusikan bahwa kedua negara dinilai berhasil dan dapat menjadi contoh bagi negara muslim lainnya dalam menerapkan ajaran Islam secara moderat dan tidak berlebihan (ghuluw), serta tidak radikal.
“Penyelenggaraan Webinar Internasional bertajuk “The Perspectives of Moderate Islam in Indonesia and Morocco” menunjukkan kokohnya komitmen penguatan kerja sama kedua Negara dalam mempromosikan islam moderat yang rahmatan lil ‘aalamin,” ungkap Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Desra Percaya. Lebih lanjut Desra berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut dan berkembang, baik secara bilateral maupun dalam berbagai forum kerja sama global.
Hadir sebagai pembicara adalah civitas akademika dan tokoh Muslim dari Indonesia dan Maroko, yaitu: Prof. H. Syafiq A. Mughni, Dr. Mukhlis Hanafi, Dr. Aziz El Kobaithi Idrisi Hasani dan Dr. Ahmed El Khamlichi. Para pembicara sepakat bahwa Indonesia dan Maroko dapat membina harmonisasi antar penduduknya meski terdapat perbedaan keyakinan.
Hal tersebut dapat menjadi modal kuat bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama dalam mempromosikan Islam moderat yang diharapkan dapat berperan dalam menampilkan realitas wajah Islam yang sebenarnya sebagai agama yang cinta damai dan rahmatan lil alamin.
Kerja sama kedua negara juga kiranya dapat diarahkan dalam upaya bersama guna menanggulangi terorisme, ekstremisme dan islamophobia yang masih menjadi tantangan di sebagian negara muslim. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dan Maroko dapat meningkatkan perannya dalam mewujudkan masyarakat dunia yang aman, damai, dan berkeadilan.