Surabaya – RS Darurat COVID-19 di komplek Mal Cito rencananya akan dibuka bulan ini. Proyek Manager Siloam Cito, Sian Tjoe mengatakan, pembukaan RS darurat ini sesuai yang diminta pemerintah pusat.
“RS Siloam Cito (RS Darurat COVID-19) yang akan dibuka khusus COVID untuk menangani kegawatdaruratan di Indonesia, khususnya di Jatim ini diminta pemerintah dan Kemenkes, BNPB. Meminta untuk Siloam dapat membantu pemerintah menangani COVID,” kata Sian kepada wartawan, Rabu (3/2/2021).
Namun, hingga kini pihaknya belum mendapatkan izin beroperasi dari Dinkes Surabaya. Tetapi Sian menjelaskan, sistem yang digunakan oleh RS Darurat COVID-19 ini sudah sesuai dengan Kemenkes dan WHO. RS darurat tersebut dinaungi manajemen RS Siloam.
“Kemenkes minta bantuan, sebetulnya yang memberikan izin Dinkes, pelayanan terpadu di Surabaya, rekomendasi dari dinkes. Kami menunggu itu. Kami persiapkan semua. Saya tidak berani memulai RS kalau belum ada izin. Siloam ini sudah membuka RS kelima untuk COVID di Indonesia. Semua sistem yang kami buat adalah sistem pengudaraan baik (negatif pressure), penanganan protokol kesehatan sesuai dengan protokol Kemenkes dan WHO. Kami minta arahan dari Dinkes, Kemenkes dan baca semua protokol yang dikeluarkan WHO,” paparnya.
Sebelumnya, Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana telah melakukan sidak di RS Darurat COVID-19 tersebut. Whisnu ingin ada jalur pemisahan antara RS dengan mal.
Menanggapi hal itu, Sian mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemisahan. Bahkan telah menghubungi Dishub hingga lurah dan jajaran untuk meminta arahan sesuai petunjuk Whisnu. Seperti membuka jalan dari arah belakang, sehingga ambulans dan pasien yang memerlukan rawat inap atau UGD bisa akses dari belakang.
“Jalan pemisah juga yang tegas untuk pengunjung mal. Gedung ini buka di dalam mal. Gedung ini terpisah, dan saya bisa yakinkan bahwa RS Siloam ini tertutup semua. Jadi tidak ada akses yang bisa ditembus oleh udara atau apa pun juga. Kawasan Cito ini adalah di bawah satu PT yang sama dengan kami,” jelasnya.
RS darurat itu memiliki 105 bed, 3 ICU dan disiapkan 15 bed ICU lagi dengan tiga lantai. ICU dan IGD pun berada di satu lantai yang sama. Namun Whisnu meminta untuk memisahkan IGD dan ICU agar jauh.