Cimahi – Sebanyak 4.400 orang guru di Kota Cimahi sudah diajukan untuk menjadi penerima vaksin COVID-19 pada tahap kedua. Vaksinasi akan dilakukan setelah tenaga kesehatan selesai.
Plt Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan pada tanggal 17 Februari mendatang pihaknya akan mendapat kiriman vaksin dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk vaksinasi lanjutan bagi kategori masyarakat pelaku ekonomi, guru, dan kategori lainnya.
“Vaksin dari Pemprov Jabar untuk Cimahi itu datangnya tanggal 17 Februari nanti. Vaksinnya diperuntukkan terutama bagi lansia dan petugas yang berhadapan langsung di lapangan dengan masyarakat termasuk guru,” ujar Ngatiyana kepada wartawan, Senin (15/2/2021).
Pihaknya sudah mengusulkan data guru untuk mendapat vaksinasi tersebut. Namun belum diketahui berapa kuota pasti yang disetujui oleh pihak Pemprov Jabar.
“Guru sudah diusulkan sebanyak 4.400 orang, selain lansia. Kita tunggu informasi lebih lanjut. Vaksinnya produksi Biofarma, beda kemasan saja dengan yang sebelumnya tapi fungsinya sama untuk membentuk imunitas terhadap COVID-19,” katanya.
Menurut Ngatiyana, data penerima vaksin yang diajukan Pemkot Cimahi melalui Dinas Kesehatan lebih banyak dibanding kuota vaksin yang diterima.
“Seperti vaksinasi untuk tenaga kesehatan, masih ada sekitar 1.000 orang yang belum dapat vaksin dari 5.000 orang yang kita ajukan. Untuk assessment penerima secara teknis akan diatur oleh Dinkes Kota Cimahi,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Harjono mengatakan data guru yang diajukan sesuai yang tercantum dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kota Cimahi.
“Yang diusulkan sesuai Dapodik meliputi guru PNS, NonPNS, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) baik yang bertugas di sekolah negeri maupun swasta di tingkat PAUD-TK-SD-SMP. Termasuk tenaga pengajar di PKBM juga, selama datanya ada di Dapodik,” ungkapnya.
Pihaknya masih menunggu kepastian kuota vaksin yang diterima para guru tersebut. Pelaksanaan vaksinasi akan disebar di 31 layanan kesehatan di Kota Cimahi meliputi RS, Puskesmas, hingga klinik yang telah ditunjuk.
“Jumlah yang diajukan relatif banyak, mudah-mudahan bisa menerima semua. Apalagi, pemerintah pusat menetapkan kalangan tenaga pengajar masuk kelompok prioritas ketiga penerima vaksin COVID-19,” tandasnya.
(mso/mso)